Cahaya ini biasanya terlihat di perairan atau gurun luas karena butuh udara jernih dan pemandangan tak terhalang.
Meski begitu, fenomena alam ini juga bisa terlihat saat cakrawala dilihat dari posisi tinggi, seperti saat ada di pesawat.
Atmosfer bertugas untuk membagi cahaya dan memisahkan kekuatan warna yang berbeda yang datang dari Matahari.
Saat Matahari berada di atas kepala, warnanya terlihat putih pucat karena atmosfer menyebarkan cahaya biru.
Saat Matahari terbenam, sinar Matahari jauh lebih miring ke mata sehingga ada banyak warna yang tersebar.
Biasanya, sebagian besar warna itu dibiaskan atau dibelokkan menjauhi mata, kecuali warna oranye dan merah.
Inilah sebabnya mengapa Matahari biasanya tampak hangat (oranye) saat menyentuh permukaannya.
Bersumber dari weather.com, warna hijau dan biru akan menjauh dari mata kita saat Matahari sedang terbenam.
Hanya sesaat, secercah cahaya hijau bertahan dalam perjalanannya melalui atmosfer hingga ke mata kita.
Kilatan itu bisa terlihat seperti nyala api yang menyambar di atas cakrawala. Dalam hal ini disebut sinar hijau.
Fenomena alam ini diketahui paling sering terlihat Cerro Paranal, Chile dengan ketinggian gunung 2.635 mdpl.
Baca Juga: Ada Fenomena Alam Gua Kristal di Islandia, Bagaimana Terbentuknya?
Source | : | Kompas.com,EarthSky |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR