Bobo.id - Teman-teman, apa yang sudah kamu siapkan untuk merayakan malam tahun baru?
Semua orang di seluruh dunia akan merayakan malam pergantian tahun dengan cara yang berbeda-beda, menyesuaikan budayanya.
Malam tahun baru ditandai ketika jam menunjukkan pukul 12.00, kemudian hari berganti dari tanggal 31 Desember menjadi 1 Januari.
Pada saat itulah, banyak orang akan membuat acara yang menyenangkan bersama keluarga dan kerabat dekat.
Namun, tahukah kamu bahwa perayaan malam tahun baru sudah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu?
Kali ini, Bobo akan mengajakmu mengenal fakta menarik tentang malam tahun baru. Yuk, simak bersama!
1. Sudah Ada Sejak Ribuan Tahun
Malam tahun baru ternyata telah dirayakan oleh banyak orang sejak zaman Babilonia Kuno, yakni sekitar 4.000 tahun yang lalu.
Di Babilonia, tahun baru dimulai dengan bulan baru setelah fenomena ekuinoks musim semi, yaitu pada pertengahan bulan Maret.
Menurut perkiraan, orang Babilonia Kuno merayakan tahun baru dengan festival Akitu.
Bersumber dari daysoftheyear.com, festival Akitu diadakan untuk menghormati dewa Marduk, yang dipercaya sebagai dewa utama kota Babilonia.
Baca Juga: 7 Ide Kegiatan Malam Tahun Baru di Rumah, Sederhana dan Seru!
2. Tempat Pertama Pergantian Tahun
Di seluruh dunia, kita dapat menemukan adanya perbedaan waktu akibat garis meridian.
Setiap 1° berbeda 4 menit atau setiap 15° berbeda 1 jam. Atas dasar inilah diadakan pembagian wilayah waktu di berbagai negara di Bumi.
Dengan fakta tersebut, kita tahu bahwa pergantian tahun tidak bisa terjadi secara bersamaan di seluruh dunia.
Bersumber dari National Geographic, daratan pertama yang menyambut tahun baru adalah Pulau Kiritimati dan 10 pulau kecil di tengah Samudra Pasifik.
Di sana, Tahun Baru terjadi sehari penuh lebih awal daripada negara-negara lain di dunia.
Sedangkan tempat yang terakhir merayakan Tahun Baru adalah Pulau Niue dan Samoa Amerika, di barat daya Kiribati, Pasifik Selatan.
3. Berdasarkan Tahun Kabisat
Awalnya, setiap daerah memiliki perbedaan waktu tahun baru, mengikuti kalender masing-masing.
Namun, Gereja Katolik kemudian mulai menerapkan kalender Gregorian pada tahun 1582.
Paus Gregorius XIII mengganti kalender Julian dengan memperhitungkan tahun kabisat, sehingga 31 Desember ditetapkan sebagai malam tahun baru.
Baca Juga: Bagaimana Asal-Usul Tradisi Bakar-Bakar saat Tahun Baru? Ini Faktanya
Penghitungan tahun kabisat ini berhubungan dengan kalender Masehi. Dengan kalender Masehi ini, kita menghitung 1 tahun terdiri dari 12 bulan atau 365/366 hari.
Kalender Masehi menggunakan dasar pergerakan Matahari, yang merupakan penyempurnaan dari kalender Julian dan Gregorian.
Tahun Masehi baru dihitung sejak kelahiran Yesus Kristus dari Nazaret, yang mulai diadopsi di Eropa Barat pada sekitar abad ke-8.
4. Ada Beragam Makanan Khusus Tahun Baru
Bersumber dari Britannica, beberapa negara memiliki makanan simbolis yang menjadi bagian dari perayaan tahun baru.
Orang Eropa akan memakan kubis atau sayuran untuk menjamin kemakmuran di tahun yang akan datang.
Sedangkan orang-orang Amerika Selatan menyantap kacang polong sebagai simbol keberuntungan.
Di beberapa wilayah Asia, makanan khusus yang disantap saat malam tahun baru antara lain pangsit, mi, dan kue beras.
----
Kuis! |
Apa nama festival yang dilakukan orang Babilonia Kuno untuk merayakan tahun baru? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR