Bobo.id - Teman-teman tentu pernah membaca informasi tentang Matahari yang mencapai akhir hidupnya 5 miliar lagi.
Yap, sama seperti bintang-bintang lainnya, sebagai sebuah bintang, Matahari juga bisa mengalami kematian.
Lalu bagaimana nasib planet yang mengorbitnya, termasuk Bumi? Hingga saat ini belumada yang tahu pasti jawabannya.
Namun, baru-baru ini Teleskop James Weeb berhasil mendeteksi ada eksoplanet yang mengorbit bintang mati.
Temuan ini bisa jadi pelajaran untuk masa depan tata surya kita, lo. Bagaimana bentuk planetnya? Simak, yuk!
Planet Mengorbit Bintang Mati
Bersumber dari Live Science, sangat sedikit planet yang ditemukan di sekitar bintang mati atau katai putih.
Tetapi, ternyata ada eksoplanet mirip dengan planet di tata surya yang ditemukan mengorbit bintang mati.
Ada dua eksoplanet yang teramati. Keduanya mengorbit katai putih WD 1202-232 dan katai putih WD 2105-82.
Jarak salah satu eksoplanet dengan bintang matinya yakni sekitar 11,5 kali jarak antara Bumi dan Matahari.
Jarak eksoplanet lain dengan induk bintang yang telah mati lebih jauh, yakni 34,5 kali jarak Bumi dan Matahari.
Baca Juga: Menandai Berakhirnya Masa Hidup Bintang, Apa Saja Jenis Supernova?
Massa planet itu belum diketahui, tapi diperkirakan massanya sekitar 1-7 kali massa Planet Jupiter.
Yap, deteksi eksoplanet ini memberi petunjuk tentang apa yang bisa terjadi pada planet luar ketika Matahari mati.
Petunjuk Tata Surya di Masa Depan
Ketika Matahari kehabisan pasokan bahan bakarnya 5 miliar lagi, ia akan membengkak jadi raksasa merah.
Namun, proses fusi nuklir pada Matahari ini akan terus berlanjut di lapisan terluarnya. Apa dampaknya?
Hal ini akan menyebabkan lapisan terluar Matahari menjangkau dan menelan planet dalam, termasuk Bumi.
Ketika itu terjadi, diperkirakan planet-planet terluar akan melayang ke luar, ke wilayah orbit yang lebih luas.
Yap, planet besar seperti Jupiter dan Saturnus lah yang dapat bertahan dari kematian bintang induknya.
Lebih jauh lagi, katai putih yang jadi inti penemuan ini disebut telah tercemar dengan logam, teman-teman.
Ini beri petunjuk tentang apa yang akan terjadi pada benda di sabuk asteroird antara Mars dan Jupiter.
Planet raksasa diduga yang jadi penyebab polusi logam dengan mendorong komet dan asteroid ke permukaan bintang.
Baca Juga: Benarkah Supernova Bisa Buat Lubang Hitam Tumbuh Besar? Ini Faktanya
Karena 25-50% katai putih menunjukkan polusi ini, artinya planet raksasa banyak ditemukan di sekitar katai putih.
Dengan begitu, asteroid mana pun yang selamat dari kematian Matahari bisa dilempar oleh Jupiter dan Saturnus.
Matahari Menjadi Bintang Katai Putih
Katai putih adalah inti dari bintang mati. Meski ukurannya hanya sebesar Bumi, beratnya setara Matahari.
Ketika Matahari jadi katai putih, sebagian Tata Surya tetap ada. Namun, akan ada juga planet yang tak bertahan.
Planet yang tidak bisa bertahan itu adalah planet yang dekat Matahari, seperti Merkurius, Venus, dan Bumi.
Planet Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus bisa bertahan dan tetap mengelilingi Matahari.
Sayangnya, Matahari yang sudah jadi katai putih tidak bisa memproduksi banyak cahaya dan tak ada energi.
Lama kelamaan Matahari yang berubah jadi katai putih ini akan semakin dingin dan juga gelap, teman-teman.
Kalaupun Bumi bisa bertahan, suhu di Bumi akan menjadi sangat dingin.
O iya, Matahari akan menjadi katai putih dalam waktu yang lama. Jadi, tentunya kita masih bisa beraktivitas dengan aman.
Baca Juga: Astronom Temukan Sisa Bintang Tertua di Alam Semesta, Bagaimana Bentuknya?
----
Kuis! |
Apa katai putih yang ditemukan diorbit oleh eksoplanet? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR