Menurut space.com, penemuan tentang permukaan Titan ini dilakukan oleh misi Cassini-Huygens.
Berdasarkan kondisi geologisnya, Titan menunjukkan kawah tumbuhan, rangkaian pegunungan, bukit pasir, dan perairan mirip danau.
Namun, danau-danau di Titan tidak berisi air, melainkan berisi hidrokarbon cair, seperti metana dan etana.
Sementara di Bumi terjadi siklus hidrologi yang melibatkan air, siklus yang sama juga terjadi di Titan, namun pengganti air adalah metana.
Jadi, di Titan juga bisa terjadi hujan atau salju, hanya saja berupa hujan metana.
Keunikan Titan
Titan adalah bulan terbesar kedua di Tata Surya, setelah Ganymede yang merupakan bulan milik Jupiter.
Radius Titan sekitar 2.575 kilometer, dengan jarak sekitar 1,2 juta kilometer dari Saturnus.
Artinya, jarak antara Titan dan Matahari mencapai 1,4 miliar kilometer. Dengan begitu, cahaya Matahari membutuhkan waktu sekitar 80 menit untuk mencapai Titan.
Tekanan permukaan atmosfer Titan 50% lebih tinggi dibandingkan atmosfer Bumi.
Atmosfer nitrogen di Titan sangat padat, namun suhu permukaannya sangat dingin yaitu sekitar -179 derajat Celcius.
Baca Juga: NASA Akan Luncurkan 3 Roket saat Gerhana Matahari Total Mendatang, Apa Tujuannya?
Source | : | space.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR