Banyak orang dari luar daerah hingga luar negeri mulai mengenali seni pahat ini dan menggemarinya.
Namun seperti dijelaskan sebelumnya, seni pahat yang dibuat suku Asmat sebenarnya dibuat sebagai bagian dari kepercayaan.
Sehingga awalnya seni pahat ini tidak diperjual belikan karena nilainya yang sangat penting.
Banyak patung yang dibuat merupakan penghubung antara manusia dan arwah para leluhur yang tentu bisa berbeda-beda.
Nah, untuk menghadapi perkembangan zaman, masyarakat suku Asmat akhirnya membuat ukiran khusus untuk diperjual belikan.
Walau bentuk dari patung terkesan mirip dengan patung untuk keperluan kepercayaan, menurut masyarakat suku Asmat keduanya berbeda.
5. Setiap Ukiran Tidak Pernah Sama
Keindahan seni ukir atau seni pahat miliki suku Asmat adalah bentuknya yang tidak akan sama.
Setiap patung yang dibuat akan menggambarkan kehidupan keseharian masyarakat sekitar.
Itu menjadi salah satu hal yang membuat seni ukir ini berbeda-beda, bahkan seorang pengrajin tidak akan membuat patung yang sama.
Sedangkan pengrajin lain tidak akan membuat ukiran dengan bentuk yang sudah ada.
Baca Juga: Punya Tradisi Pindah Rumah yang Unik, Ini 5 Keunikan Suku Bugis di Sulawesi
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR