Bobo.id - Teman-teman, apa yang kamu tahu tentang Kutub Selatan?
Faktanya, sekitar 98% wilayah Kutub Selatan atau Antarktika merupakan lapisan es. Namu, daerah ini sebenarnya termasuk gurun, lo.
Bersumber dari Livescience, gurun terluas dan terbesar di dunia yaitu Benua Antarktika, dengan luas mencapai 14,2 juta kilometer persegi.
Alasan Antarktika disebut gurun adalah curah hujan di sana sangat sedikit, rata-rata kurang dari 50 milimeter per tahun.
Ada banyak fakta unik tentang Kutub Selatan atau Antarktika yang perlu teman-teman tahu.
Salah satunya, ternyata jarang sekali ada pesawat terbang yang melintasi Kutub Selatan, bahkan penerbangan di area tersebut dianggap tidak biasa.
Kira-kira apa alasannya, ya?
Yuk, simak fakta menariknya dari penjelasan berikut ini!
Pesawat Tidak Melintasi Kutub Selatan
Pesawat terbang merupakan alat transportasi udara yang memudahkan manusia berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Perjalanan menggunakan pesawat terbang juga dilakukan antarnegara bahkan antarbenua.
Baca Juga: Tinggal di Kutub Utara yang Dingin, Ini 5 Fakta Unik Suku Eskimo
Namun, penerbangan dari suatu negara ke Kutub Selatan atau Benua Antarktika termasuk sangat jarang terjadi.
Bersumber dari simpleflying.com, alasannya karena ada aturan Extended-range Twin-engine Operational Perfomance Standards (ETOPS).
ETOPS menentukan seberapa jauh jet atau pesawat bermesin ganda dapat terbang dari bandara tempat mereka mendarat.
Saat ini, beberapa pesawat memiliki batas ETOPS 330 menit (5,5 jam) dan 370 menit (lebih dari 6 jam).
Di Kutub Selatan, tidak ada rute subkutub yang bisa dilalui oleh banyak penerbangan.
Selain itu, tidak banyak terdapat bandara dan tempa yang aman untuk pendaratan pesawat terbang di sana.
Faktanya, beberapa pesawat yang akan terbang ke Kutub Selatan harus mendarat di atas lapisan es, sehingga dibutuhkan mesin dan kemampuan pesawat yang memadai.
Apakah Bisa Berkunjung ke Kutub Selatan?
Kita sudah menemukan jawaban mengapa pesawat terbang jarang melakukan perjalanan ke Kutub Selatan, yaitu alasan keselamatan.
Meski hanya sedikit perjalanan udara menuju ke Kutub Selatan, banyak orang tetap bisa pergi ke sana untuk liburan dan penelitian, lo.
Menurut data Science Alert hingga 2020, jumlah pengunjung yang bertamasya di Kutub Selatan mencapai 70.000 orang lebih.
Baca Juga: Termasuk Jenis Beruang, Apakah Beruang Kutub Melakukan Hibernasi?
Sayangnya, orang-orang yang berhasil sampai ke Kutub Selatan ini ternyata menimbulkan dampak buruk.
Manusia berkunjung ke Antarktika menggunakan mesin berbahan bakar.
Artinya, setiap bahan bakar tersebut dibakar untuk menciptakan kehangatan dan menjalankan mesin, maka akan ada asap berupa karbon dioksida yang mengudara ke atmosfer.
Inilah yang disebut sebagai emisi karbon, atau gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran senyawa yang mengandung karbon, seperti bahan bakar fosil.
Di Kutub Selatan atau Antarktika, areanya terisolasi dan terhalang oleh angin sirkumpolar, maka emisi karbon tentu saja berdampak langsung pada wilayah itu sendiri.
Jika terus dibiarkan, maka kondisi alam Kutub Selatan dapat mengalami gangguan bahkan kerusakan.
----
Kuis! |
Kenapa Antarktika disebut gurun? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR