Bobo.id - Teman-teman, apakah kamu termasuk orang yang mampu berlari dengan cepat?
Jika dalam pelajaran Penjasorkes di sekolah, teman-teman diminta untuk lomba lari, maka akan ada teman yang berlari sangat cepat.
Selain itu, kita mengenal Usain Bolt sebagai pelari tercepat di dunia. Hingga kini, belum ada yang mengalahkan rekor kecepatan larinya.
Usain Bolt berlari sprint 100 meter dalam 9,58 detik, kecepatannya sekitar 37,57 kilometer per jam.
Hewan yang bisa berlari lebih cepat dari Usain Bolt, yaitu citah yang mampu berlari sprint 100 meter dalam waktu 5,95 detik.
Ini menunjukkan bahwa manusia bisa berlari sangat cepat, namun ada juga yang memiliki kecepatan berlari yang terbatas.
Kira-kira kenapa kecepatan lari tiap orang berbeda, ya?
Yuk, cari tahu fakta uniknya dari artikel ini!
Faktor yang Memengaruhi Kecepatan Lari
Bersumber dari Science Alert, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kecepatan lari seseorang, misalnya genetika.
Yap, pewarisan sifat dari orang tua berperan pada kemampuan tubuh kita.
Baca Juga: Ada Virus yang Berkembang hingga Ratusan Triliun dalam Tubuh, Ini Fakta Lainnya tentang Virus
Maka dari itu, seorang anak yang lahir dari kedua orang tua atletis atau atlet biasanya juga memiliki kemampuan olahraga yang baik.
Kemampuan kerja otot kita juga dapat memengaruhi kecepatan lari yang bisa dilakukan oleh tubuh seseorang.
Tubuh kita memiliki 600 otot yang saling bekerja sama untuk membentuk gerakan.
Otot-otot kita tersebut terdiri dari dua tipe serat, yang disebut kedutan cepat dan kedutan lambat. Apa perbedaannya?
Misalnya, otot betis kita terbentuk dari dua jenis otot, yaitu otot gastrocnemius (otot kedutan cepat) dan otot soleus (otot kedutan lambat).
Otot gastrocnemius digunakan untuk lari cepat dan lompat, sementara otot soleus yang digunakan untuk berjalan dan jogging.
Serat otot yang mampu berkedut cepat umumnya berukuran lebih besar, dan menghasilkan kekuatan tubuh.
Namun, jenis serat otot ini juga cepat lelah, sehingga orang yang bisa lari dengan cepat hanya mampu dalam jarak pendek.
Sementara itu, serat otot yang bergerak lambat lebih kecil, namun daya tahannya lebih besar.
Tapi, gerakan cepat otot kita saat berlari dipengaruhi oleh otak, pemegang kendali terbesar pada tubuh kita.
Otak bisa mengendalikan berapa lama langkah, cara bergerak, cara kaki menyentuh tanah, teknik menggunakan napas, dan sebagainya.
Baca Juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Manusia saat Diberi Obat Bius? Ini Faktanya
Jadi, untuk memiliki kemampuan berlari dengan cepat, sebenarnya bisa dilatih karena bantuan otak dan otot yang belajar.
Otot Tercepat Manusia
Setelah mempelajari bahwa gerakan lari yang dilakukan manusia berhubungan dengan otot, maka Bobo juga akan mengajakmu mengenal kemampuan otot.
Otot betis dan kaki memang bisa membantu kita berlari cepat, namun otot yang bergerak sangat cepat justru tidak terletak di alat gerak, lo.
Bersumber dari National Geographic Kids, otot yang membantu kita berkedip itulah yang disebut otot tercepat manusia.
Nama otot yang bertugas untuk mengedipkan kelopak mata adalah otot orbikularis okuli.
Setiap dari kita berkedip untuk melindungi mata dari benda asing yang bisa menyebabkan pandangan terganggu.
Menurut Healthline, rata-rata manusia berkedip sebanyak 15-20 kali dalam satu menit. Artinya, dalam sehari, kita bisa berkedip sebanyak 14.500-19.200 kali!
Faktanya, setiap kedipan berlangsung sekitar 0,1 sampai 0,4 detik dalam kondisi normal. Pantas saja otot orbikularis okuli jadi otot tercepat.
----
Kuis! |
Berapa rekor yang diperoleh Usain Bolt? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR