Bobo.id - Teman-teman, apa yang ada di pikiranmu saat mendengar atau membaca tentang perairan berbahaya?
Perairan berbahaya yaitu lautan yang sering mengalami badai, sehingga dapat membahayakan bagi transportasi laut dan udara yang melaluinya.
Perairan yang terkenal bahaya yaitu Segitiga Bermuda.
Segitiga Bermuda adalah wilayah Samudra Atlantik Utara yang dibatasi oleh pantai tenggara AS, Bermuda, dan pulau-pulau Antilles Besar (Kuba, Hispaniola, Jamaika, dan Puerto Riko).
Segitiga Bermuda mulai dikenal karena banyak pesawat dan kapal yang hilang ketika melewatinya.
Namun, ternyata ada perairan yang jauh lebih berbahaya dari Segitiga Bermuda, bernama Drake Passage.
Yuk, cari tahu lebih lanjut untuk menemukan faktanya!
Mengapa Drake Passage Berbahaya?
Bersumber dari National Geographic, nama Drake Passage berasal Sir Francis Drake, seorang penjelajah Inggris abad ke-16.
Drake Passage atau Selat Drake termasuk berbahaya karena dilalui beberapa arus laut terkuat di dunia.
Akibat arus laut yang kuat, Selat Drake pernah mengalami gelombang tinggi lebih dari 65 kaki atau 19 meter.
Baca Juga: Hebat! Organ Tubuh Kita Bisa Lakukan Banyak Hal Keren, Apa Saja?
Selain gelombang tinggi, Drake Passage juga sering mengalami fenomena badai, teman-teman.
Ini terjadi karena perairan ini mengelilingi benua beku Antartika, yang tidak terputus oleh daratan.
Artinya, angin kencang dapat bertiup ke seluruh dunia tanpa hambatan.
Meski sangat berbahaya, ternyata Drake Passage juga mempunyai fungsi lain yang menguntungkan bagi ekosistem.
Perairan yang bergejolak ini dapat menjaga Antartika tetap dingin, kata Alberto Naveira Garabato, ahli kelautan fisik di Universitas Southampton.
Tanpa jembatan darat ke Amerika Selatan, udara hangat akan lebih sulit mencapai wilayah paling selatan di dunia.
Ini membuktikan bahwa iklim yang terjadi di Drake Passage memengaruhi pendinginan suhu lingkungan di Antarktika.
Tidak hanya itu, Drake Passage juga menjadi tempat penyerapan karbon di Samudra Selatan, yang mampu menghilangkan 600 juta ton karbon dari atmosfer setiap tahunnya.
Jumlah tersebut setara dengan seperenam dari seluruh karbon yang dihasilkan oleh aktivitas manusia setiap tahunnya.
Emisi Karbon dan Bahayanya
Kenapa terserapnya karbon di Drake Passage dapat menguntungkan planet kita?
Baca Juga: Benarkah Rambut Kita Bisa Berubah Merah Akibat Terpapar Sinar Matahari?
Menurut KBBI, emisi adalah pemancaran cahaya, panas, atau elektron dari suatu permukaan benda padat atau cair.
Sedangkan emisi karbon berarti hasil pembakaran senyawa yang mengandung karbon, seperti bahan bakar fosil, dan menghasilkan gas.
Ketika bahan bakar fosil ini dibakar, mereka melepaskan gas karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya.
Kemudian, gas-gas tersebut akan memerangkap panas di atmosfer, dan menjadi penyebab utama perubahan iklim dan pemanasan global.
Berikut ini contoh dampak emisi karbon bagi lingkungan.
1. Salju dan es laut di kutub akan mencair,
2. Abrasi pantai meningkat karena perubahan musim yang tidak terkendali,
3. Peningkatan curah hujan yang tinggi dan potensi hujan lebat,
4. Risiko kebakaran hutan meningkat karena gelombang panas di musim kemarau,
5. Banyak satwa di alam liar yang sulit beradaptasi dengan iklim yang tidak menentu,
6. Banyak jenis penyakit yang berevolusi akibat peningkatan suhu Bumi,
Baca Juga: Baru Tahu, Ternyata Makhluk Hidup Terbesar di Dunia Berada di Amerika Serikat, Apa itu?
7. Kualitas udara semakin memburuk, sehingga meningkatkan risiko masalah pernapasan,
8. Penularan penyakit terjadi lebih cepat,
9. Kegagalan panen pada pertanian dan perkebunan akibat cuaca ekstrem,
10. Kerusakan infrastruktur dan bangunan karena bencana hidrometeorologi yang parah.
----
Kuis! |
Apa itu Segitiga Bermuda? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | national geographic |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR