Sekali dalam sebelas tahun tersebut, medan magnet Matahari yang awalnya saling berhubungan, dapat terputus menjadi kutub utara dan selatan.
Akibat aktivitas ini, muncullah gumpalan plasma berapi-api yang membentuk bintik gelap pada Matahari.
Para ahli di Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa NOAA, memperkirakan bahwa Matahari akan mencapai puncak siklus aktivitasnya pada tahun 2024.
Fenomena puncak siklus Matahari ini dikenal dengan nama Solar Maximum dalam Solar Cycle 25.
Solar Maximum diprediksi akan berlangsung selama beberapa bulan, yakni di antara bulan Januari hingga Oktober 2024.
Selama Solar Maximum berlangsung, intensitas badai matahari meningkat, dan ini dapat memengaruhi infrastruktur teknologi Bumi.
Badai matahari dapat merusak satelit, sistem navigasi GPS, komunikasi radio, dan jaringan kelistrikan.
Setelah belajar tentang medan magnet Matahari, kita juga akan mengenal Solar Dynamics Observatory.
Solar Dynamics Observatory adalah misi yang dirancang untuk mengamati Matahari dari ketinggian 51.893 kilometer di atas Bumi.
SDO mengukur aktivitas magnet Matahari dapat memengaruhi cuaca ruang angkasa dengan melepaskan angin matahari dan lontaran massa koronal.
Baca Juga: Apa yang Akan Terjadi Jika Matahari Tiba-tiba Meledak? Ini Penjelasannya
Source | : | space.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR