Bobo.id - Manusia merupakan satu-satunya makhluk hidup penghasil sampah dan limbah terbanyak di dunia, bahkan di angkasa.
Kenapa bisa begitu?
Sebab, sampah-sampah yang ada di angkasa juga berasal dari beragam alat yang dibuat oleh manusia, lo.
Bersumber dari pengamatan NASA, ada lebih dari 25.000 benda yang termasuk sampah antariksa dengan ukuran lebih dari 10 sentimeter.
Benda berdiameter antara 1 sampai 10 sentimeter diperkirakan berjumlah 500.000, sedangkan partikel yang lebih besar dari 1 milimeter melebihi 100 juta.
Tahukah kamu? Ratusan juta sampah antariksa berasal dari satelit buatan manusia yang rusak.
Kali ini, Bobo akan mengajakmu mencari tahu mengapa satelit rusak bisa menjadi sampah antariksa.
Yuk, simak bersama Bobo!
Satelit yang Rusak
Bersumber dari Livescience, sampah antariksa adalah nama yang diberikan para ilmuwan untuk puluhan ribu keping satelit dan pesawat ruang angkasa rusak yang menyumbat orbit Bumi.
Jumlah sampah antariksa semakin meningkat dari waktu ke waktu, seiring dengan semakin banyaknya barang yang dibawa manusia ke angkasa.
Baca Juga: Mengenal Awan Magellan, Galaksi Kerdil yang Mengorbit Bimasakti
Pada bulan Maret lalu, para ilmuwan menuliskan penelitian bahayanya sampah antariksa di masa depan, dan dipublikasi di Jurnal Science.
Namun, perusahaan swasta terus meluncurkan sejumlah satelit baru ke orbit setiap tahun.
Tidak hanya pecahan satelit yang rusak, serpihan cat kecil yang terkelupas dari roket juga bisa menjadi sampah antariksa.
Badan Antariksa Eropa melacak lebih dari 29.000 keping sampah antariksa yang lebih besar dari bola softball.
Sementara itu, ada lebih dari 100 triliun serpihan sampah antariksa yang tidak terlacak di orbit Bumi.
Bisa Bergerak di Angkasa
Sampah-sampah ini bisa bergerak dengan kecepatan tinggi dan membahayakan satelit atau pesawat antariksa yang masih beroperasi.
Akan tetapi, semakin tinggi posisi puing-puing sampah antariksa, maka semakin lama pula sampah tersebut berada di orbit Bumi.
Jadi, sampah antariksa memang bisa jatuh ke Bumi dalam waktu yang tidak bisa ditentukan secara pasti.
Misalnya, puing sampah dengan posisi ketinggian di bawah 600 kilometer biasanya dapat jatuh ke Bumi dalam beberapa tahun.
Sementara puing di ketinggian 800 kilometer, dapat jatuh dalam waktu beberapa abad.
Baca Juga: Edwin Aldrin, Orang Pertama yang Berhasil Ber-swafoto di Antariksa
Lebih tinggi lagi, puing-puing dengan ketinggian di atas 1.000 kilometer biasanya akan terus mengelilingi orbit Bumi selama ribuan tahun.
Sudah ada beragam contoh kasus satelit atau pesawat antariksa yang sedang beroperasi menabrak sampah antariksa.
Pada bulan Maret 2021, bagian dari roket Rusia bertabrakan dan menghancurkan satelit militer Tiongkok yang berfungsi .
Pada bulan Juni 2021, sepotong kecil sampah luar angkasa tak dikenal menghantam lengan robotik Stasiun Antariksa Internasional , merusak tetapi tidak menghancurkannya.
Terbaru, ada berita mengenai sampah antariksa dari ISS (International Space Station) yang menabrak rumah keluarga di Florida.
NASA memberikan konfirmasi bahwa sampah tersebut berasal dari palet baterai bekas seberat 2,9 ton yang dibuang dari ISS pada Maret 2021.
----
Kuis! |
Apa itu sampah antariksa? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | space.com,Livescience |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR