Bobo.id - Hujan meteor adalah salah satu fenomena antariksa yang kerap terjadi dan bisa dilihat dari planet Bumi.
Perlu diketahui, hujan meteor adalah fenomena yang terjadi ketika sejumlah meteor bersinar di langit malam.
Meteor merupakan seberkas cahaya di langit yang disebabkan oleh meteorid yang melewati atmosfer Bumi.
Fenomena ini sering disebut bintang jatuh. Sebab, di langit malam, bentuknya memang seperti bintang jatuh. Hihi.
Tiap tahunnya, ada sekitar 30 hujan meteor yang bisa disaksikan dari Bumi dengan intensitas yang beda-beda.
Jadi fenomena yang rutin di Bumi, kira-kira fenomena hujan meteor ini bisa habis atau tidak, ya? Cari tahu, yuk!
Hujan Meteor Terjadi Rutin
Fenomena hujan meteor terjadi ketika Bumi melewati sebuah daerah di ruang angkasa yang berisikan puing kosmis.
Puing itu berasal dari komet maupun asteroid yang mengalami penguapan saat mendekati Matahari kita.
Saat Bumi menerjangnya, puing itu akan masuk ke atmosfer, terbakar, dan menciptakan garis cahaya yang terang.
O iya, garis cahaya terang inilah yang sering disebut sebagai bintang jatuh, meski bukan benar-benar bintang. Hihi.
Baca Juga: Hujan Meteor Ganda Akan Berlangsung Minggu Depan, Apa Namanya?
O iya, hujan meteor ini dikenal sebagai peristiwa periodik atau rutin terjadi dan terlihat dari permukaan Bumi, lo.
Bahkan, ada juga hujan meteor yang selalu terjadi pada tanggal yang sama setiap tahunnya, teman-teman.
Misalnya, peristiwa hujan meteor Orionid. Setiap tahun, hujan meteor Orionid pasti terjadi di tanggal 21 Oktober.
Lalu, apakah meteor ini tidak akan pernah habis? Bukankah setiap mendekati Matahari, komet akan makin mengecil?
Hujan Meteor Bisa Bertahan Jutaan Tahun
Menurut direktur eksekutif American Meteor Society, sebuah hujan meteor ternyata bisa bertahan jutaan tahun!
Misalnya, ada asteroid 3200 Phaethon yang jadi asal muasal hujan meteor Geminid yang muncul tiap 13 Desember.
Saat 3200 Phaethon berayun mendekati Matahari, ia memanas, serpihannya terpecah, dan tertinggal di jalur orbitnya.
Dengan diameter sekitar 5,1 km, ada banyak serpihan yang ditinggalkan dan butuh waktu lama untuk bisa habis.
Menurut David Meisel, direktur eksekutif American Meteor Society, Geminid bisa terus terjadi hingga jutaan tahun lagi.
Bahkan, kalau asteroid atau komet pecah atau hilang, masih butuh puluhan ribu tahun untuk puing-puing itu habis.
Baca Juga: Mengapa Meteor Bisa Jatuh ke Bumi dan Bersinar Terang? Ini Faktanya
Sebagian kecil dari puing itu bisa masuk terbakar di atmosfer Bumi. Sebagian besarnya akan saling bertabrakan.
Intinya adalah di ruang angkasa sana tidak kosong melompong begitu saja. Ada banyak objek yang saling berinteraksi.
Ada jutaan bahkan miliaran batuan kecil sedang mengambang bebas dan siap masuk ke atmosfer Bumi sebagai meteor.
Namun tenang, ukuran batuan antariksa ini kecil-kecil, kok. Mulai dari sebesar butiran debu hingga sebesar durian!
Tak perlu khawatir, sebab mereka akan habis terbakar di atmosfer sebelum bisa mencapai permukaan Bumi.
Fakta Menarik Hujan Meteor
- Hujan meteor pertama kali diamati pada 2.500 tahun lalu.
- Hujan meteor tercipta dari sisa-sisa komet dan asteroid.
- Meteoroid bisa melaju dengan kecepatan 200.000 km per jam!
- Hujan meteor dapat menghasilkan bola api.
- Meteoroid yang menyebabkan hujan meteor ukurannya seperti pasir.
Baca Juga: Bisakah Hujan Meteor Terjadi di Planet Lain Selain Bumi? Ini Faktanya
- Hujan meteor memiliki warna yang berbeda-beda.
Nah, itulah penjelasan tentang fenomena hujan meteor. Semoga informasi ini bisa jawab rasa penasaran teman-teman, ya.
----
Kuis! |
Mengapa hujan meteor sering disebut bintang jatuh? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | Kompas.com,Info Astronomy |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR