Bobo.id - Sejak dulu, planet Bumi yang kita tinggali selalu mengitari pusat tata surya. Yap, Bumi mengelilingi Matahari.
O iya, Matahari adalah bintang yang paling dekat dengan Bumi kita. Ia menyediakan energi yang dibutuhkan Bumi.
Peran penting Matahari membuat banyak ilmuwan penasaran tentang asal-usul Matahari bisa terbentuk di tata surya.
Menurut penelitian yang fokus meneliti sistem bintang ganda, Matahari mungkin dulunya punya kembaran.
Yap, saat pertama kali terbentuk sekitar 4,5 miliar yang lalu, Matahari terbentuk bersama dengan kembarannya.
Hmm, lalu ke mana perginya kembaran Matahari itu? Kenapa sekarang hanya tinggal satu? Kita cari tahu, yuk!
Mengenal Sistem Bintang Ganda
Sebagai informasi, bintang yang memiliki kembaran dan eksis sebagai sistem biner sangat umum di alam semesta.
Sistem bintang biner adalah sistem bintang yang terdiri dua atau lebih bintang yang saling mengorbit satu sama lain.
Nah, baru-baru ini, sekelompok astronom telah mengusulkan model pembentukan bintang yang baru, nih.
Penelitian menunjukkan bahwa setiap bintang di alam semesta hampir dipastikan terbentuk berpasangan.
Baca Juga: Baru Ditemukan, Ada Bintang Berukuran 30 Kali Lebih Besar dari Matahari
Hasil itu ditemukan setelah para ilmuwan meneliti awan molekuler Perseus yang terletak 600 tahun cahaya dari Bumi.
Bersumber dari Info Astronomy, awan antarbintang di Perseus ini penuh dengan bintang muda yang sedang terbentuk.
Hal ini dapat diketahui karena saat itu para ilmuwan melihat populasi bintang yang diamati terus meningkat.
Sknenario yang paling mungkin dari hal ini adalah bintang di sana bisa jadi terbentuk secara berpasang-pasangan.
Bintang-bintang ini berjenis binari lebar, yakni sistem bintang ganda yang jaraknya lebih dari 75 miliar kilometer.
Dari penelitian ini disimpulkan bahwa tiap bintang di alam semesta memang terbentuk ganda, termasuk Matahari.
Matahari Punya Kembaran
Bersumber dari Science Alert di suatu sudut galaksi, ternyata ada bintang yang merupakan saudara Matahari.
Tidak hanya lahir dari satu nebula yang sama, tetapi juga memiliki karakteristik yang hampir sama, teman-teman.
Bintang itu masuk dalam deret utama kelas G yang ukurannya hanya sedikit lebih besar dari Matahari, lo.
Bintang ini juga memiliki unsur kimiawi yang sangat mirip. Usianya pun kira-kira sama, yakni 4,5 miliar tahun.
Baca Juga: Kenapa Pakaian yang Dijemur Terlalu Lama Bisa Kaku? Ini Alasannya
Jika suatu saat kembaran Matahari ditemukan, ia akan berada di jarak 17 kali lebih jauh dari jarak Matahari-Neptunus. Wow!
Namun, bisa juga kembaran Matahari ini telah melepaskan dan melarikan diri jauh ke bagian lain dari galaksi Bimasakti.
Mengapa Kini Matahari Sendirian?
Siapa sangka, miliaran tahun lalu, Matahari adalah bagian dari nebula pembentuk bintang muda dan padat.
Yap, Matahari ternyata terbentuk bersama dengan ribuan bintang lainnya pada masa awal kehidupannya, lo.
Namun, karena adanya pengaruh gravitasi, nebula pembentuk Matahari dan bintang saudaranya terkoyak.
Hal itu membuat mereka semua saling berpencar dan bertebaran di banyak sisi galaksi Bimasakti, teman-teman.
Bersumber dari Info Astronomy, fenomena seperti ini sering disebut juga dengan pemisahan kosmis.
Jika tidak ada peristiwa pemisahan kosmis, bisa saja Bumi kita saat ini memiliki dua Matahari yang menggantung.
Namun, hingga saat ini, para astronom masih tidak tahu di mana persisnya Matahari terbentuk di Bimasakti.
Untuk mencari tahu keberadaan awal Matahari pun tidak mudah, bahkan sangat sulit untuk dilakukan astronom.
Nah, itulah penjelasan tentang asal-usul Matahari yang ternyata adalah bagian dari bintang ganda. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Apakah Anak Kucing Boleh Dijemur di Bawah Sinar Matahari? Ini Faktanya
----
Kuis! |
Berapa usia Matahari kita? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Kompas.com,Info Astronomy |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR