Bobo.id - Ketika berbicara tentang Gurun Sahara, maka hal yang ada di pikiran kita adalah wilayah kering dan gersang.
Yap, begitulah Gurun Sahara. Tempat itu termasuk salah satu tempat terkering. Udara di sana juga sangat panas, lo.
Hal ini karena, di Gurun Sahara, curah hujannya memang sangat rendah. Jadi, jarang terjadi hujan di Gurun Sahara.
Sebab, energi Matahari banyak menyinari wilayah gurun, memanaskan udara dan menguapkan kelembapan gurun.
Namun, ada hal unik yang terjadi baru-baru ini. Di akhir musim panas 2024, hujan lebat tiba-tiba turun di sana.
Bahkan, di beberapa daerah, curah hujannya bisa melebihi rata-rata tahunan, yakni lebih dari 250 mm per tahun.
Hmm, kenapa bisa ada hujan deras di Gurun Sahara hingga bikin wilayahnya banjir, ya? Cari tahu bersama, yuk!
Iklim di Gurun Sahara
Bersumber dari Kompas.com, Gurun Sahara di Maroko Tenggara ini menjadi salah satu tempat paling kering di dunia.
Di sana, iklimnya juga ekstrem. Ada angin kencang, perubahan suhu yang drastis, dan curah hujan yang rendah.
Bahkan, sekitar 17 persen dari wilayah di Gurun Sahara tercatat hanya diguyur hujan rata-rata 5 mm per tahunnya.
Baca Juga: Tak Lagi Gersang, Kini Sebagian Gurun Sahara Menghijau, Apa Sebabnya?
Kalau pun ada hujan yang turun di wilayah Gurun Sahara, maka itu akan terjadi antara bulan Desember hingga Maret.
Memasuki bulan Maret ke September, temperatur mulai naik hingga mencapai 50 derajat celcius di siang hari.
Saking panasnya, ketika hujan turun, air akan langsung terserap oleh pasir dan bikin kondisi gurun jadi kering lagi.
Warga Sempat Kesulitan Air
Karena cuacanya yang sangat panas, selama kurang lebih enam tahun, warga di sana sempat mengalami kekeringan.
Kekeringan adalah kondisi ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan, baik itu untuk hidup, pertanian, dan lainnya.
Diketahui, kekeringan ini menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian warga yang tinggal di Maroko Tenggara, lo.
Bahkan, para petani dengan terpaksa harus meninggalkan ladang mereka dan membatasi pemakaian airnya.
Namun, kesulitan ini sedikit teratasi berkat perubahan curah hujan yang terjadi pada akhir musim panas 2024, nih.
Sebab, curah hujan tinggi ini membuat akuifer air tanah di bawah gurun terisi dan bisa untuk pasokan air warga di sana.
Meski begitu, masih belum jelas seberapa berdampak hujan deras tahun ini bisa bantu mengurangi kekeringan yang ada.
Baca Juga: Selain Gurun Sahara, Inilah Daftar Gurun Panas di Bumi yang Perlu Kamu Tahu
Hujan Deras di Gurun Sahara
Seperti Bobo sebutkan sebelumnya, baru-baru ini, Gurun Sahara mengalami fenomena alam yang tidak biasa, nih.
Tingkat curah hujan yang biasanya rendah, kita bisa meningkat drastis, bahkan bisa sampai 250 mm per tahunnya!
Bahkan, ada juga daerah dengan curah hujan tercatat lebih dari 100 milimeter dalam jangka waktu 24 jam saja.
Ahli meteorologi menyebut bahwa hujan deras yang terjadi di Gurun Sahara bisa dinamakan badai ekstratropis.
Badai itu kemungkinan akan mengubah arah cuaca di Gurun Sahara dalam beberapa bulan atau tahun mendatang.
Yap, udara yang lebih lembap menyebabkan lebih banyak penguapan air dan menarik lebih banyak badai di sana.
O iya, badai ini meninggalkan jejak memukau berupa air mengalir deras melalui pasir Sahara di tengah gurun, lo.
Satelit NASA memperlihatkan air mengalir deras mengisi Danau Iriqui, dasar danau yang telah kering 50 tahun.
Bahkan, di daerah gurun yang sering dikunjungi wisatawan, kini mobil harus melaju melewati genangan air. Hihi.
Nah, itulah penjelasan tentang fenomena langka yang terjadi di Gurun Sahara. Semoga bisa bermanfaat, ya!
(Editor: Heni Widiastuti)
----
Kuis! |
Berapa rata-rata curah hujan di Gurun Sahara? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Kompas.com,AP NEWS |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR