Bobo.id - Selain makan makanan bergizi, penting juga untuk memahami cara mengukur status gizi anak demi mencegah gizi buruk.
Gizi buruk adalah masalah yang terjadi pada anak-anak saat tidak mendapatkan cukup asupan makanan dan nutrisi.
Tentu saja dampaknya akan sangat beragam, dari tinggi badan kurang, berat badan rendah, hingga kemampuan otak bekerja.
Bahkan pengaruh dari gizi kurang hingga gizi buruk bisa berdampak hingga anak menjadi dewasa, lo.
Lalu apa kaitan antara gizi buruk dengan cara menghitung status gizi anak?
Mengukur status gizi anak adalah hal yang penting dipahami banyak orang terlebih orang tua di rumah.
Dengan mengukur status gizi, para orang tua akan bisa mendeteksi masalah kesehatan, stunting hingga kekurangan atau kelebihan berat badan.
Bahkan pengetahuan ini juga akan berdampak pada kesehatan anak dalam jangka panjang.
Mengetahui status gizi anak juga akan membantu mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Jadi, meri simak penjelasan berikut untuk tahu cara mengukur status gizi anak.
Cara Mengukur Status Gizi Anak
Baca Juga: Apa Saja yang Dapat Kita Lakukan untuk Mencapai Gizi Seimbang?
Perlu dipahami kalau status gizi anak dan orang dewasa itu berbeda, sehingga cara menghitungnya pun berbeda, ya.
Dikutip dari Hellosehat, ada beberapa indikator yang saling berkaitan untuk mengukur status gizi anak.
Indikator itu antara lain adalah usia, berat, hingga tinggi badan yang akan saling berpengaruh.
Jadi, ketiga indikator itu akan dimasukan ke dalam grafik pertumbuhan anak (GPA) yang bisa dibedakan sesuai jenis kelamin.
Dari grafik itu, kita bisa mengetahui kondisi status gizi anak, apakah baik atau buruk.
Melalui GPA juga, tumbuh kembang anak bisa dipantau dengan lebih mudah oleh para orang tua.
Karena, melalui GPA pertambahan tinggi dan berat badan akan lebih mudah terlihat.
Ada beberapa kategori yang digunakan untuk menilai status gizi anak menggunakan GPA.
Saat status gizi anak buruk, maka akan ada beberapa masalah yang muncul, berikut beberapa di antaranya.
Masalah Kesehatan Akibat Gizi Buruk
1. Stunting
Baca Juga: Kenapa Buah Nanas Bisa Sebabkan Gatal pada Lidah? Ini Alasannya
Stunting adalah gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang menyebabkan tinggi badan terhambat atau tidak sesuai dengan anak seusianya.
Gejala dari masalah ini umumnya adalah anak lebih pendek dari teman-teman seusianya.
Lalu, gejala lainnya adalah berat badan rendah untuk anak seusianya hingga pertumbuhan tulang terhambat.
2. Wasting atau Kurus
Seorang anak bisa dikatakan kurus atau wasting bila berat badannya jauh ada di bawah normal dan tidak sesuai dengan tinggi badan.
Masalah wasting ini kerap juga disebut sebagai kekurangan gizi akut atau berat.
Kondisi ini bisa terjadi akibat tidak mendapatkan asupan gizi cukup atau mengalami penyakit yang mengakibatkan kehilangan berat badan, seperti diare.
3. Berat Badan Berlebih
Berat badan berlebih pada anak bukanlah kondisi yang baik, lo.
Anak disebut kegemukan bila ukuran lingkar pinggang dan pinggul di atas normal.
Saat mengalami kegemukan, anak juga akan mudah merasa lelah hingga mengalami nyeri otot dan sendi.
Baca Juga: Mengapa Tubuh Kita Membutuhkan Zat Besi dalam Kebutuhan Gizi Harian?
Dari penjelasan ini, teman-teman mengenal tiga indikator penting dalam mengukur status gizi anak.
(Editor: Heni Widiastuti)
----
Kuis! |
Apa pentingnya mengukur status gizi anak? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | hellosehat |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR