Spini kemudian menyadari kebodohannya. Ia sadar bahwa kesombonganya telah dimanfaatkan oleh manusia. Akibatnya, ia sendiri yang sengsara. Spini ingin sekali melarikan diri. Tetapi, rasanya tidak ada kesempatan untuk melakukan keinginannya itu. Sebab, anak-anak itu menjaganya dengan ketat.
Untung, Nenek yang baik hati itu segera muncul. Nenek itu heran melihat keempat cucunya tiba-tiba berubah menyukai seekor laba-laba. Setelah tahu sebabnya Nenek itu memarahi mereka.
"Astaga? Kalian telah menyiksa binatang itu!" seru Nenek.
"Tetapi, Nek. la bisa membuat kita kaya," jawab mereka.
"Kalian sungguh kejam. Tahukah kalian bahwa ketamakan kalian itu bisa membuat binatang itu binasa. Ayo segera tinggalkan tempat ini!" kata Nenek tegas.
Keempat anak itu pergi dengan wajah kecewa.
Oh, Spini merasa lega sekali. Ternyata, masih ada manusia yang berhati emas seperti Nenek ini, pikirnya.
"Kasihan kau, Laba-laba Manis!" ujar Nenek lembut. "Mari kubebaskan kau!" Nenek itu melepaskan Spini di pekarangan rumahnya. Tubuh Spini yang lemah itu diletakkannya di atas rerumputan yang lembut. Duh! Andai Nenek itu bisa mengerti, Spini ingin berteriak, "Terima kasih, Nek!" Dengan tertatih-tatih Spini segera menemui Peri Bintang Biru. "Apakah anak-anak itu sangat mengagumimu, Spini?"tanya Peri Bintang Biru ceria.
"Anak-anak itu memang sangat mengagumiku. Tetapi, kekaguman mereka itu justru membuatku sengsara, Peri. Karena ulah mereka aku nyaris mati kehabisan tenaga," jawab Spini menyesal.
Spini menceritakan pengalamannya dengan berlinang air mata. "Aku menyesal telah bersikap sombong. Aku ini memang sangat tolol," ujar Spini setengah terisak.
Peri Bintang Biru tercenung. Ia juga merasa bersalah. Karena keajaiban yang diberikannya nyaris membuat Spini celaka.
Baca Juga: Dongeng Anak: Burung Hantu yang Malas
Perhatikan Syaratnya, Siswa yang Masuk 4 Kategori Ini Tidak Bisa Mendaftar SNBT 2025
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR