Daun-daun sedang berguguran di Negeri Dongeng. “Wah, indahnya pemandangan daun-daun gugur,” gumam Nirmala. Namun, tidak indah buat Pak Sreksrek. Ia lelah menyapu daun-daun di halaman istana. Oki, Felip, dan Glegek malah berlarian di halaman. Mereka asyik menerbangkan pesawat kertas. Tanpa sadar, mereka menginjak-injak daun-daun yang sudah disapu.
KUSSUSANI
Daun Daun Gugur
Pak Sreksrek sudah tua. Ia tidak kuat lagi bekerja terlalu berat. “Huh, kurcaci-kurcaci nakal! Daun-daun yang sudah kusapu, jadi berantakan lagi!” keluh Pak Sreksrek. Ia duduk lesu melihat daun-daun gugur itu. Nirmala kasihan melihat Pak Sreksrek.
KUSSUSANI
Daun Daun Gugur
Nirmala mendekati para kurcaci yang sedang bermain. “Oki, Glegek, Felip! Kalian tidak kasihan pada Pak Sreksrek? Kalian membuat berantakan daun-daun yang sudah disapunya!” tegur Nirmala. Oki, Glegek, dan Felip jadi merasa bersalah.
KUSSUSANI
Daun Daun Gugur
“Tenang saja, Nirmala! Kami akan membantu Pak Sreksrek menyapu!” kata Oki. Ketiga kurcaci itu lalu membantu menyapu halaman istana yang sangat luas. Mereka tampak lelah dan berkeringat. Nirmala tersenyum melihat mereka.
KUSSUSANI
Daun Daun Gugur
Saat melihat tumpukan daun gugur, Nirmala mendapat ide. “Aku akan membalas kebaikan Oki dan teman-temannya,” pikir Nirmala. Ia lalu mengayunkan tongkatnya ke arah daun-daun gugur itu. “Sim salabim!”
KUSSUSANI
Daun Daun Gugur
Waaah, lihatlah! Daun-daun gugur itu beterbangan di udara. Lalu membentuk sebuah pesawat terbang. “Oki, Glegek, Felip! Terimakasih kalian sudah membantu Pak Sreksrek! Sebagai hadiah, naiklah pesawat daun ini!” kata Nirmala. “Asyiiik! Terimakasih, Nirmala!” seru ketiga kurcaci. Mereka lalu naik ke atas pesawat itu. Wuusssh… pesawat daun lalu terbang ke angkasa. “Asyiiik…” seru mereka girang. Pak Sreksrek dan Nirmala melambai dari bawah.
(Cerita: Vanda Parengkuan/Dok. Bobo; Ilustrasi Iwan Darmawan/Dok. Bobo).
KOMENTAR