“Sin, berdandanlah yang rapi. Jangan bikin malu Pamanmu ini, ya!” seru Paman Kikuk dari ruang tamu. Paman Kikuk dan Husin malam itu akan menghadiri pesta pernikahan teman kerja Paman Kikuk
KUSSUSANI
Tamu Paling Keren
“Sudah siap, Paman. Aku telepon taksi, ya?” kata Husin. “E-e-e... enggak usah! Kita naik angkot saja,” sergah Paman Kikuk. “Macet begini naik taksi? Mahal, Sin....”
KUSSUSANI
Tamu Paling Keren
“Kau akan lihat, Pamanmu ini bakal jadi tamu paling keren di pesta itu. Cium bajuku. Wangi, kan? Rambutku juga, kan?” pamer Paman Kikuk. Paman Kikuk tampak puas sekali dengan penampilannya.
KUSSUSANI
Tamu Paling Keren
Angkot berjalan lambat sekali karena jalanan macet. Penumpang berjubel sehingga hawa dalam angkot terasa panas. Bahkan, seorang lelaki kekar dengan cuek merokok.
KUSSUSANI
Tamu Paling Keren
Paman Kikuk berusaha menegur lelaki kekar itu, “Pak, rokoknya, Pak. Asapnya....” “Mmmhhhgg...,” geram lelaki kekar itu sambil melotot. Paman Kikuk pun menciut.
KUSSUSANI
Tamu Paling Keren
Para penumpang merasa semakin gerah. Mereka membuka semua jendela angkot. Segera, asap knalpot, bau got, dan sampah menyeruak masuk dalam angkot.
KUSSUSANI
Tamu Paling Keren
Akhirnya Paman Kikuk dan Husin sampai di tempat tujuan. Sayang, pesta telah usai. Tampak petugas katering sedang membereskan tempat hidangan. “Hei, Kikuk! Kupikir kamu tidak datang,” sapa mempelai.
KUSSUSANI
Tamu Paling Keren
Setelah ngobrol beberapa saat, teman Paman Kikuk itu pun pergi. “Paman, sepertinya Paman batal jadi tamu paling keren, deh. Hihihi...,” ledek Husin. “Grkkfhjyrljkg...,” gerutu Paman Kikuk sebal. (Cerita : Joko SP/ Ilustrasi: Sabariman)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Mengenal Rumah Adat Honai Khas Papua, Materi Kelas 3 SD Kurikulum Merdeka
KOMENTAR