“Wuaaa!!!” Stella menjerit histeris dan langsung menutup matanya begitu melihat cermin. Ada hantu! Bukan, itu bukan hantu! Itu monster! Tapi, monster apa, ya? Stella membuka matanya sedikit dan mengintip ke dalam cermin. Aha, dia melihat monster itu lagi. Itu adalah monster landak! Tepatnya, monster landak kesetrum!
Tadi siang, Mama menyuruh Stella potong rambut. Kata Mama, rambut Stella sudah terlalu panjang. Rambut Stella memang istimewa, kaku dan susah diatur. Huh, kadang Stella sampai kesal karena harus berkali-kali menyisirnya. Apalagi, kalau ada angin kencang menerpanya, wuiii... rambutnya langsung mengembang seperti matahari!
Makanya, Mama menyuruh Stella potong rambut. Stella, sih, oke-oke saja. Tapi, dia tidak mengira hasilnya bakal begini. Waktu di salon, Rambutnya lumayan oke, meskipun Stella merasa agak terlalu pendek. Tapi, begitu sampai rumah dan bercermin... wow, Stella melihat monster landak kesetrum. Rambutnya berdiri kaku semua!
Kalau Stella punya pesawat ajaib yang bias mengirimnya ke Planet Mars, pasti dia akan pergi ke sana sekarang juga. Tapi, bagaimana mungkin??? Stella bingung! Pusing! Pusing! Pusing!
“Pokoknya Stella besok enggak mau sekolah, Ma. Stella malu ketemu teman-teman,” adu Stella.
“Ya ampun, Stella. Masak begitu saja menyerah. Rambut kamu bagus, kok,” hibur Mama. “Kalau cuma masalah kependekan, sebentar lagi juga bakal tambah panjang.”
“Bagus? Monster landak kesetrum begini dibilang bagus? Aduuuh, Mama ada-ada saja, deh!” seru Stella. “Pokoknya besok Stella enggak mau masuk sekolah!”
Stella berlari ke kamarnya. Dia tidak mau dengar bujuk rayu Mama lagi. Stella mengambil buku agenda di tasnya.
“Uwaaa!!!” Stella menjerit.
Ternyata, besok tidak mungkin bolos. Ada ulangan matematika jam pertama. Brukkk! Stella ambruk ke kasur empuknya.
Tiba-tiba Stella teringat sesuatu. Diambilnya handphone yang tergeletak di atas meja.
“Mayday... mayday...gawat darurat! Ke sini, dong, pleaseee”.
Dikirimnya sms itu ke Manda, sahabatnya di kompleks sebelah.
Lima belas menit kemudian, Manda sudah tertawa terpingkal-pingkal di kamar Stella.
“Ya ampun, Stella! Kamu ke salon mana, sih? Minta model durian montong atau landak jabrik?” tanya Manda di sela-sela tawanya.
Stella cemberut. Dia menyesal sekali memanggil Manda ke rumahnya. Manda yang melihat ekspresi Stella jadi enggak enak sendiri.
“Maaf, deh, Stell! Aku enggak bermaksud menertawakan kamu. Sebenarnya, modelnya enggak jelek-jelek amat, kok! Aku cuma kaget saja tadi,” sesal Manda.
“Tapi, aku, kan, enggak mungkin datang ke sekolah seperti ini besok. Seluruh anak di sekolah pasti akan menertawakan aku. Bisa-bisa, terjadi gempa bumi di sekolah!” gerutu Stella kesal.
“Iya juga, sih,” gumam Manda. Manda juga bingung mencari jalan keluar buat masalah yang super rumit ini. Manda sempat menyarankan untuk pakai wig.
Tapi, aduuuh, wig dari mana? Stella enggak punya wig. Masak sih, harus beli?
“Stella!” tiba-tiba Manda menjerit seperti tersengat lebah. Stella tentu saja kaget bukan kepalang.
“Kenapa? Ada kalajengking menyengatmu?” serunya.
“Aku punya ide,” jawab Manda dengan mata berbinar-binar. Manda menceritakan idenya dengan berapi-api.
“Serius, Manda, kamu mau melakukannya untukku? Kamu yakin?” tanya Stella dengan mata terbelalak.
“Untuk sahabatku tersayang, apa sih yang enggak?” kata Manda sambil berkedip genit.
“Manda, kamu benar-benar sahabat sejati!” puji Stella sambil memeluk Manda dengan mata berkaca-kaca.
Keesokan harinya, Stella semangat sekali bersekolah. Dia mengajak Manda untuk berangkat bersama ikut mobil papanya. Kedua anak itu melangkah dengan ringan menuju ke ruang kelas. Sepanjang lorong menuju ke kelas, anak-anak berbisik-bisik sambil cekikikan melihat mereka.
“Ya ampuuun! Rambut kalian kenapa?” seru Wendy sambil membelalakkan matanya. Ronda yang ada di belakangnya sudah meledakkan tawanya. Anak-anak yang lain ikut tertawa terpingkalpingkal. Stella tersenyum penuh percaya diri.
“Kalian ketinggalan zaman, ya? Ini kan model terbaru, rambut elektrik,” jelasnya.
“Yups! Betul banget kata Stella,” dukung Manda yang memotong rambutnya mengikuti gaya Stella. “Artis-artis keren dunia banyak, lo, yang pakai model rambut seperti ini. Tunggu saja, dalam beberapa minggu pasti model ini akan ngetrend di sini.”
Anak-anak mengerumuni Stella dan Manda sambil mendengarkan cerita mereka berdua tentang artis-artis keren dunia bergaya rambut elektrik. Hihi... padahal, cerita itu cuma karangan mereka berdua. Namanya juga sahabat, harus kompak, kan?
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Veronica Widyastuti
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR