Marta berjalan ke luar rumah sambil bepikir-pikir. Mula-mula lemet yang 5 buah akan diberikannya pada kawannya, Evi, yang tinggal di ujung jalan. Tapi, kemudian diurungkan niatnya. Belum tentu Evi suka singkong. Mungkin lebih baik ia berikan pada tukang-tukang ojek yang mangkal di ujung kompleks. Tapi ah, siapa tahu ada orang lain yang lebih cocok untuk menerima lemet itu.
Marta menyelesaikan tugasnya mengatar lemet pada Bu Sakri dan Tante Ina. Marta terharu ketika anak-anak Bu Sakri menyambutnya gembira.
Mereka berseru, "Horeeee, ada kueee!" lalu mereka segera memakan lemet bawaannya.
Tante Ina lain lagi. Ia berkata, "Wah, lagi krismon bagi-bagi kue! Ini bukan untuk dijual?"
"Maunya, sih, dijual, tapi cuma laku sebagian!" kata Marta. Kemudian Tante Ina memberikan 5 bungkus mi instan.
Ketika berjalan pulang Marta masih bingung. Lemet yang 5 buah itu mau diberikan pada siapa? Ah, akhirnya Marta ingat tukang tambal ban, Pak Amin. Ia pun belok ke kanan. Di bawah pohon besar di ujung jalan, di sanalah tempat Pak Amin mangkal.
"Hei, nona kecil, sini dulu!" tiba-tiba terdengar suara dari arah kanan.
Oom Martin yang gemuk pendek melambai-lambaikan tangan. Marta masuk ke halaman rumah. Tiba-tiba saja hatinya tergerak untuk memberikan lemet itu pada Oom Martin.
"Ini untuk Oom!" katanya sambil memberikan bungkusan berisi lemet.
"Terima kasih, terima kasih. Kamu tahu saja Oom lagi lapar. Beta baru pulang memancing dan Tante belum pulang dari kantor!" kata Oom Martin.
"Duduklah dulu. Oom mau makan kue ini!" kata Oom Martin.
Marta duduk di teras dan Oom Martin segera melahap lemetnya. Satu buah, dua buah, tiga buah... dan Marta berseru,
Bertemu Karakter Favorit di Doraemon Jolly Town MARGOCITY, Apa Saja Keseruannya?
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR