“Daaa, Bobo! Jangan lupa oleh-oleh, ya!” seru Upik. Bobo melambaikan tangannya. Bobo dan teman-temannya akan berlibur ke Pulau Gigiklinci.
“Bobo sedang apa, ya, Pik?” tanya Coreng. “Pasti sedang asyik jalan-jalan di Pulau Gigiklinci! Sepi juga, ya, kalau enggak ada Bobo,” kata Upik.
Tiba-tiba Cimut menangis. “Cimut, kamu kenapa?” tanya Coreng. “Bobo... Bobo...,” kata Cimut. “Kamu mau bobok? Yuk, bobok sama Upik!” ajak Upik.
Cimut menggelengkan kepalanya. “Na..na..na...ba!” Upik memamerkan wajah lucunya untuk menghibur Cimut. Tapi, Cimut malah menangis semakin keras.
”Aduuuh, kenapa, sih, Cimut? Yuk, kita menggambar!” ajak Coreng. Cimut tetap menangis. “Bobooo... Bobooo...!” serunya. Coreng dan Upik semakin bingung.
“Aha, aku tahu!” seru Upik. Upik meminjam handphone Emak. “Hati-hati memakainya, ya! Jangan sampai jatuh!” pesan Emak.
“Halo, Cimut lagi ngapain? Jangan menangis, dong!” kata Bobo. Cimut berteriak-teriak gembira. “Bobo! Bobo!” serunya. Tangisannya langsung berhenti. Ooo.. rupanya Cimut kangen Bobo!
Untung ada handphone 3G! Wajah Bobo bisa terlihat di layar handphone. Cimut pun tidak kangen lagi!
Sumber: Arsip Bobo, Cerita:Vero, Ilustrasi: Rudi
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR