Bubu hanya terdiam sambil berendam. Bubu hanya menyaksikan teman-teman lainnya bermain atau mengobrol bersama. Tidak ada yang mau bermain dengan Bubu, karena Bubu bertubuh kecil, tidak sebesar teman-temannya.
“Kenapa teman-teman menjauh ya? Aku kan juga ingin main,” kata Bubu.
Bubu berusaha mendekati teman-temannya, tetapi mereka menjauhi Bubu.
“Ah Bubu, jangan banyak bermain, nanti kamu semakin kecil. Hahahahaha,” kata Roro, seekor buaya yang punya tubuh besar. Semua teman-teman ikut menertawakan Bubu.
Bubu sangat sedih karena tidak punya teman bermain. Ia hanya melamun sendirian sambil melihat langit yang biru.
“Bu, kenapa kamu sedih?” tanya Cicit, burung merpati yang tak sengaja lewat.
“Tidak ada yang mau bermain dengan aku Cit. Pasti kamu pun tidak mau kan karena takut,” kata Bubu sedih.
Cicit sangat kasihan melihat Bubu. Walaupun takut tiba-tiba dilahap, Cicit memberanikan diri hinggap di tubuh Bubu.
“Kok kamu berani mendekat?” tanya Bubu heran. “Ada yang takut karena anggap aku buas dan besar, tapi teman-temanku malah menjauh karena aku berbedan kecil dibanding yang lain,” tambah Bubu.
“Ya aku agak takut sih. Tapi, aku yakin Bubu baik,” kata Cicit.
Bubu pun senang karena akhirnya ada yang mau mengajaknya bermain.
Bubu dan Cicit pun bermain tebak-tebakan. Mereka tertawa terbahak-bahak karena saling menghibur.
Mendengar Bubu dan Cicit terlihat senang, datanglah Roro dan beberapa buaya lain. Cicit segera terbang ketakutan karena Roro tiba-tiba menakutinya.
“Ro, jangan ganggu temanku,” kata Bubu.
“Temenan kok sama burung kecil,” kata Roro.
“Ya kan, Bubu badannya kecil, Hahahahhah.” Semua buaya tertawa.
Bubu segera menghindar pergi dengan wajah sedih. Cicit mengikuti Bubu dari belakang.
“Sudah Bu, tidak apa-apa. Nanti mereka terima akibatnya,” kata Cicit.
Bubu hanya diam.
Tiba-tiba angin berhembus kencang. Cicit khawatir akan ada badai. Kalau badai, maka air sungai akan naik dan buaya dalam bahaya.
“Tunggu sebentar Bu, aku akan lihat keadaan di hulu,” kata Cicit. Ia pun terbang melihat keadaan sungai. Ternyata di hulu sungai hujan deras. Air semakin naik dan tentu itu membahayakan. Cicit segera terbang mendekati Bubu.
“Bubu ayo berlindung, nanti kamu hanyut. Air sungai akan meluap,” kata Cicit.
“Oke Cit, aku akan bilang teman-teman untuk berlindung juga,” kata Bubu.
“Kamu baik sekali, Bu,” kata Cicit.
Bubu bergegas mendekati Roro dan teman-temannya untuk memberi kabar tentang badai.
“Kamu sok tahu, Bu! Pasti kamu ingin supaya kami berhenti bermain, kan,” kata Roro tidak percaya.
“Benar, Ro, air sungai akan meluap, kita harus berlindung supaya tidak hanyut,” kata Bubu.
Teman-teman Bubu tidak mau percaya. Mereka terus bermain.
Bubu pun akhirnya pergi berlindung sendirian.
Tak berapa lama, hujan badai turun. Air sungai meluap karena mendapat kiriman dari hulu. Roro dan teman-teman hanyut terbawa air bersama pohon-pohon yang tumbang. Roro berteriak minta tolong tetapi tidak ada yang mendengar karena badai begitu besar. Akhirnya Roro dan teman-temannya tidak pernah ditemukan lagi setelah badai tersebut selesai.
Cerita oleh Putri Puspita | Bobo.ID
Source | : | (Dok. Majalah Bobo / Fabel) |
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR