“Lonceng berdentang duabelas kali. Cinderella harus pulang. Kereta ajaib telah menunggunya,” seru Coreng. “Aduh, Coreng, kalau membaca jangan keras-keras, dong!” protes Bobo.
“Ssst, Bo, kamu ingin naik kereta ajaib?” Bobo tersentak dari tidurnya. Seekor kelinci berbaju pangeran mengajaknya naik kereta yang ditarik kuda putih.
“Wow, indah sekali!” seru Bobo. Bobo bisa melihat bintang-bintang di langit. “Selamat datang di Kerajaan Langit,” kata Pangeran Kelinci sambil membukakan pintu kereta untuk Bobo.
“Hei, itu kan Bapak!” seru Bobo. “Lo, kok Bapak pakai baju raja? Wah, Emak terlihat cantik dengan baju permaisurinya!” Bobo pun berkeliling di Kerajaan Langit.
“Wah, hampir pagi! Aku harus segera pulang!” seru Bobo. Sayang, Pangeran Kelinci tidak bisa mengantar Bobo pulang. Bobo harus naik kereta ajaib sendirian.
“Kok enggak sampai-sampai, ya? Lo, malah ada rumah-rumah jamur?” pikir Bobo. “Jangan-jangan... Oh, aku tersesat!” Bobo panik. “Di mana rumahku?”
Tiba-tiba, kereta menjadi oleng. Bobo terguncang-guncang. Dia takut sekali. “Bo! Bo! Bangun, Bo!” Coreng mengguncang badan Bobo. “Ahhh, ternyata cuma mimpi...,” kata Bobo lega.
Sumber: Arsip Bobo, Cerita:Vero, Ilustrasi: Rudi
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR