“Bu Guru, Kak Valen kemana, ya?” tanya Dek Mila. Bu Guru bengong sebentar.
“Kak Valen tidak bisa datang lagi, Dek,” kata Bu Guru.
“Maksudnya, hari ini tidak bisa datang?” tanya Dek Mila.
“Kak Valen harus pindah kota untuk melanjutkan sekolah,” kata Bu Guru.
“Kenapa Kak Valen nggak bilang ke aku, ya,” tanya Dek Mila.
“Mungkin Kak Valen takut sedih berpisah denganmu. Tapi ini, ada titipan Kak Valen,” kata Bu Guru sambil menyerahkan kotak berwarna biru.
“Wah!” Dek Mila kaget.
Sebelum membuka kotak, Dek Mila membuka surat yang ditempel di atas kotak itu.
Sudah habis baca buku Putri Kerajaan? Kalau sudah, baru boleh buka kotak ini.
Dek Mila pun segera melanjutkan bacaan Putri Kerajaan sampai habis. “Tinggal lima halaman. Harus bisa baca lancar!” kata Dek Mila dalam hati.
Tidak butuh waktu lama, Dek Mila sudah selesai membaca sisa haaman buku itu. Itu menjadi buku pertama yang benar-benar habis dibaca oleh Dek Mila. Sebelumnya, ia takut untuk membaca buku karena belum lancar membaca. Namun sekarang semuanya sudah berubah.
Ia segera membuka kotak biru yang diberikan kak Valen.
Selamat, Dek Mila sudah menyelesaikan baca satu buku. Hebat!
Ada foto Dek Mila dan Kak Valen di dekat tulisan itu. Dek Mila sangat senang. Ia akan menyimpan foto itu.
Ketika mengangkat kertas tulisan itu, Dek Mila menemukan banyak buku cerita di dalam kotak. Dek Mila sangat senang. Ia sangat bersemangat untuk membaca buku-buku pemberian Kak Valen.
Dek Mila tidak lagi ragu, takut, dan malu untuk membaca. Ia benar-benar mengucapkan mantra –Dek Mila pasti bisa- ketika rasa takut itu datang lagi. Walaupun Kak Valen tidak lagi mengajar, tetapi Dek Mila tetap bersemangat untuk belajar.
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR