“Ta, dia mendekat kesini, bagaimana Bi…” Uta mulai gemetar.
Tok tok tok. Suara pintu diketuk.
Abi dan Uta diam membeku dengan keringat dingin.
Tok tok tok. Suara pintu diketuk lagi.
Abi memberanikan diri untuk berdiri dan mendekat ke arah pintu. Uta mengikuti di belakangnya.
Tok tok tok. “Permisi…”
“Haaaahh!!!!!” Abi terkejut mendengar suara permisi dan berpindah ke belakang Uta.
“Ayo buka Ta,” kata Abi.
“Itu suara bapak-bapak…” kata Uta lalu menelan ludah.
Tak.. Kriat….. Pintu dibuka.
Tampak di depan Uta dan Abi seorang Bapak dengan baju lusuh dan kotor. Ia memakai topi yang juga terlihat tidak dicuci lama sekal. Tubuhnya kurus dan rambutnya agak panjang. Dari badannya terlihat ia sudah agak tua.
Wajahnya tidak terlihat karena ia hanya menunduk. Semakin seram karena Bapak itu membawa sebuah kawat tebal yang melengkung di ujungnya.
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR