“Ba b aba pak siapa?” tanya Abi yang berdiri di belakang Uta. Abi tidak bisa membayangkan kalau Bapak itu adalah orang jahat. Uta begitu takut kalau Bapak itu mengangkat kepala dan wajahnya berdarah-darah.
“Saya Darto,” kata Bapak itu sambil menganggkat kepala. Ia tersenyum
Haaahhhh.... Uta menghela nafas. Tidak ada darah di wajahnya. Namun, Abi masih takut kalau Bapak ini penjahat.
“Bapak mau apa?” tanya Abi.
Kalau di film-film, inilah saatnya orang jahat mulau beraksi. Apalagi berhadapan dengan dua anak laki-laki yang baru kelas 7.
“Kardus-kardus di depan boleh saya ambil kah? Saya mengumpulkan barang bekas,” kata Pak Darto
Haaaahhh…. Kali ini Abi yang menghela nafas lega. Merekapun membantu Pak Darto mengangkat kardus ke dalam gerobak.
Abi dan Uta kembali ke dalam rumah. Mereka tidak lupa mengunci kembali pintunya. Mereka saling menertawakan ketakutan sama lain.
“Wkwkwkw lucu sekali wajah kau Bi,” kata Uta.
“Ah kau juga takut! wkwkwkkw” balas Uta.
Tok tok tok. “Permisi…”
Tiba-tiba ada suara lagi dari pintu. Suara bapak-bapak tetapi berbeda dengan yang tadi. Abi dan Uta melangkah dengan ringan ke arah pintu. Saat pintu dibuka, tidak ada seorang pun di depan pintu.
Abi dan Uta diam terpaku.
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR