"lya, Pak Amin. Bareng teman-teman!" ujar Damar.
"Oh, saya kira anak-anak yang suka iseng mencet bel! Itu lo, Mar...yang sering Pak Amin ceritakan. Biasanya mereka lewat sini!"
Abiel, Eggy, dan Ridho tercekat. Wajah mereka tampak pucat.
"Ah, bukan, Pak. Ayo masuk, teman-teman! Tenang saja, ini rumahku, kok. Kami sekeluarga baru pindah sebulan yang lalu," ajak Damar. Ketiga anak itu tertegun tak percaya.
"Jadi, ini rumahmu?" tanya Ridho sambil membuntuti Damar memasuki rumahnya. O-ow, ibu gemuk yang biasa mereka kerjai telah menunggu di teras!
"Oh, jadi ibu gendut yang galak itu pembantumu?" bisik Abiel.
"Wah, kau nggak perlu menyewa bodyguard lagi, dong, Mar!" seloroh Eggy. Mereka langsung cekikikan. Damar cuma tersenyum menanggapinya,
"Bukan pembantu, tapi mamaku."
Ops! Ridho, Abiel, dan Eggy hamper tersedak. Jadiii...
"Ma, kenalkan, ini teman-teman sekolah Damar!" ujar Damar pada perempuan bertubuh gemuk itu.
Ridho, Abie, dan Eggy tertunduk diam, tak berani memandang wajah mama Damar. Malu.
"Oooh, ayo masuk! Sekalian saja kalian makan siang di sini. Kebetulan Tante masak ayam rica-rica!" sambut perempuan bertubuh gemuk itu ramah. Ridho, Abiel, dan Eggy terpaku. Bibir mereka terasa kelu. Tak dapat menolak, apalagi mengiyakan. Rasanya mereka ingin cepat-cepat pulang!
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Dwi Pujiastuti.
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR