Krieeett...pintu kamar Pangeran Genta dibuka. Tampak Raja Dunggala beserta penasihatnya memasuki kamar.
"Ha...ha...ha...akhirnya aku bisa menguasai negeri ini!"
"Betul, kan, apa kata saya, Baginda? Tongkat sakti Pohon Eru ini akan membuat Baginda bertambah masyhur dan kaya!"
"Baiklah, akan kusimpan tongkatku di kamar ini.
Tampaknya cukup aman! Besok, seluruh anggota keluarga Kerajaan Tirtasa kita buang ke laut, ha...ha..."
“Betapa kejamnya!” seru Bunga Lonceng.
Ketika Raja Dunggala beserta penasihatnya keluar kamar, Bunga Lonceng segera beraksi. Kling! Kling! Kling!
Bunga Lonceng menggoyangkan tubuhnya. Karena tongkat kayu itu berasal dari pohon, Bunga Lonceng dapat mengajaknya bicara. Bunga Lonceng menjelaskan niat jahat Raja Dunggala.
Akhirnya tongkat Pohon Eru bersimpati mendengar cerita itu.
"Baiklah, akan kubantu Pangeran Genta!"
Keesokan harinya, seluruh anggota keluarga Kerajaan Tirtasa digiring ke pinggir laut yang curam. Mereka akan ditenggelamkan. Bunga Lonceng menggoyanggoyangkan tubuhnya. Kling!
Kling! Kling! Selamatkan Pangeran Genta! Selamatkan Pangeran Genta! Seluruh bunga lonceng yang tersebar di penjuru negeri menggoyangkan tubuhnya, hingga terdengar suara kling-kling-kling yang sangat riuh.
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR