Apakah teman-teman pernah menyadari bahwa suara-suara yang terdengar di malam hari lebih jelas terdengar dibandingkan suara yang terdengar di siang hari? Misalnya rumah kita sebenarnya jauh dari stasiun kereta, tapi saat malam tiba, suara kereta yang lewat dapat terdengar jelas. Sedangkan saat siang hari, suara tersebut tidak bisa kita dengar. Kenapa bisa begitu, ya?
Suasana Lebih Tenang
Saat malam, suasana memang lebih tenang dibandingkan pada siang hari. Saat siang hari, ada banyak suara yang kita dengar, misalnya seperti ramainya suara kendaraan, suara orang-orang yang berbicara di sekitar kita, serta suara-suara lainnya. Ini terjadi karena ada begitu banyak aktivitas yang dilakukan orang-orang di siang hari.
Karena banyaknya suara, pendengaran kita akan lebih fokus mendengar suara yang lebih dekat. Sementara, suara-suara dari jauh cenderung diabaikan begitu saja.
Baca juga : Kisah Perjalanan Suara di Smartphone
Pembiasan Gelombang Suara
Penyebab lainnya adalah karena adanya pembiasan gelombang suara. Gelombang suara akan merambat lebih cepat jika berada di udara yang panas dan merambat lebih lambat di udara dingin.
Nah, ketika gelombang suara merambat dari udara yang panas ke udara yang lebih dingin atau merambat dari udara yang dingin ke udara yang lebih panas, maka gelombang suaranya akan dibiaskan.
Baca juga : Suara-Suara Ruang Angkasa
Suhu udara di atmosfer saat siang hari biasanya lebih panas dibandingkan dengan suhu udara di sekitar permukaan bumi. Ini menyebabkan gelombang suara dari atmosfer menuju bumi akan mengalami pembiasan ke atas hingga arahnya semakin jauh terdengar oleh telinga.
Sedangkan saat malam hari, suhu udara di sekitar bumi lebih panas dibandingkan dengan suhu udara di atmosfer. Ini menyebabkan gelombang suara dari bumi menuju atmosfer akan mengalami pembiasan ke bawah. Efek dari keadaan ini adalah arah gelombang suara menjadi semakin dekat untuk didengar oleh telinga. Inilah alasan kenapa di malam hari kita dapat lebih jelas mendengar suara-suara, bahkan suara yang berasal dari jauh sekali pun.
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR