Bobo.id - Saat gunung berapi meletus, akan terjadi erupsi.
Erupsi merupakan proses pelepasan material dari gunung berapi itu.
Material tersebut bisa dalam bentuk lava, gas, abu, dan lain-lain.
Material ini nantinya akan dilepaskan ke atmosfer atau ke permukaan bumi dalam jumlah tidak menentu.
Erupsi terjadi karena adanya pergerakan magma dari dalam perut bumi.
Pergerakan magma disebabkan oleh kuatnya tekanan gas dari dalam perut bumi yang secara terus menerus hingga mendorong magma untuk keluar
Nah, erupsi ini dibagi menjadi 5 tipe.
Yuk, kita simak!
BACA JUGA: Fakta Unik Gunung Agung di Pulau Dewata
1. Tipe Hawaiian
Erupsi tipe ini berupa lava pijar yang menyembur seperti air mancur dan diikuti lelehan lava yang mengalir pada celah-celah gunung berapi. Semburan lava ini bisa terjadi selama beberapa jam sampai beberapa hari, lo. Lava ini juga sangat cair sehingga bisa mengalir sampai beberapa kilometer dari puncak gunung.
2. Tipe Strombolian
Erupsi ini hampir sama denga tipe Hawaiian, yaitu berupa lava pijar yang menyembur seperti air mancur dari magma yang dangkal. Erupsi ini tidak terlalu kuat, tetapi terjadi secara terus menerus hingga tidak bisa diperkirakan kapan semburan itu berakhir. Erupsi tipe ini biasanya terjadi pada gunung berapi yang berada di tengah atau tepi benua.
3. Tipe Vulkanian
Erupsi tipe vulkanian merupakan letusan gunung berapi yang melontarkan material dari dalam magma dan juga bongkahan-bongkahan batu di sekitar kawah. Erupsi ini akan diawali dengan semburan abu vulkanik yang menghasilkan suara dentuman yang sangat keras. Material yang dilontarkan oleh gunung ini bisa lebih jauh daripada erupsi tipe Hawaiian dan Strombolian.
4. Tipe Pelean
Erupsi tipe ini hampir sama dengan tipe Vulkanian. Perbedaannya adalah material yang dikeluarkan oleh gunung yang mengalami erupsi tipe Pelean ini merupakan campuran antara lava dan gas yang sangat banyak. Saat erupsi, lava berbentuk sangat cair dan bisa mengalir dengan cepat.
5. Tipe Plinian
Erupsi tipe Plinian merupakan erupsi yang paling membahayakan. Material yang keluar dari dalam gunung berupa gas dan abu dan bisa dilontarkan setinggi 50 kilometer dengan kecepatan ratusan meter per detik, lo. Letusan ini bisa menghilangkan seluruh puncak gunung. Contohnya Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883 lalu.
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR