Watson masih mengamati sahabatnya, Sherlock Holmes. Ia masih asyik mengutak-atik gambar orang-orang menari. Kadang Sherlock bersiul dan bernyanyi jika menemukan sesuatu. Kadang ia tampak bingung, duduk diam dengan alis berkerut.
“Yesss…”
Akhirnya Sherlock melompat dari kursinya sambil berteriak puas. Ia berjalan kesana-kemari sambil menggosok tangannya. Kemudian ia menulis sebuah surat panjang pada bentuk kabel. "Jika jawaban dari surat saya ini seperti yang saya harapkan, kamu akan punya kasus yang keren untuk bahan tulisan novelmu," katanya. "Kita akan pergi ke Norfolk besok, dan membuka rahasia yang membuat Pak Cubbit jengkel.”
Watson sangat penasaran. Petualangan dirinya dan Sherlock memang selalu menjadi ide cerita novel-novel karyanya. Ia ingin segera tahu rahasia dari hieroglyph orang-orang menari itu. Namun ia tahu, Holmes selalu punya waktu yang tepat untuk membuka rahasia penyelidikannya. Watson berusaha bersabar dan tidak bertanya.
Akan tetapi, surat Holmes tidak langsung mendapat jawaban. Watson melihat Holmes menunggu tukang pos dengan gelisah.
Pada malam ketiga, akhirnya datang surat dari Pak Hilton Cubitt. Di suratnya, ia menulis kalau ia baik-baik saja. Namun, ia kembali menemukan hieroglyph orang-orang menari di dekat jam matahari. Pak Cubbit menyalinnya, dan menuliskannya kembali pada suratnya untuk Holmes itu.
Holmes membungkuk menatap hieroglyoh itu beberapa menit. Lalu tiba-tiba, ia melompat dan berseru dengan wajah panik.
"Watson, masalah Pak Cubbit ini sudah semakin berbahaya… Apakah ada kereta malam ke North Walsham?"
Holmes segera melihat jadwal kereta. Ternyata, kereta terakhir sudah berangkat. "Kalau begitu, besok kita harus berangkat pagi-pagi sekali,” kata Holmes.
"Kehadiran kita sangat dibutuhkan disana. Ah, ini memang surat yang saya tunggu-tunggu. Pak Cubbit harus segera tahu masalah yang sebenarnya. Karena Pak Cubbit, si tuan tanah Norfolk yang sederhana itu, terjerat dalam masalah yang sangat bahaya.“
Watson tampak menjadi tegang dan cemas. Ia tak menyangka. Hieroglyph yang tampak cuma seperti gambar anak-anak itu, ternyata menjadi masalah penting.
Beberapa waktu kemudian, Sherlock dan Watson tiba di stasiun kereta api North Walsham. Mereka turun dari kereta, dan siap melanjutkan perjalanan dengan kereta kuda ke desa Norfolk. Watson menyebut tempat tujuan mereka, yaitu rumah besar Ridling Thorpe Manor, pada kusir kereta kuda. Namun tiba-tiba saja, kepala stasiun kereta api menghampiri mereka.
"Anda pasti bapak-bapak detektif dari London?" tanyanya.
Watson melihat ekspresi kurang senang di wajah Holmes.
"Apa yang membuat Bapak berpikir begitu?"
"Karena Inspektur Martin dari Norwich baru saja lewat. Atau, mungkin Anda berdua ahli bedah, ya? Sepasang suami istri itu tidak meninggal… Mungkin Pak Cubbit nyaris, tapi mungkin kalian bisa menyelamatkannya...”
Wajah Holmes seketika tampak cemas.
"Kami akan ke Ridling Thorpe Manor," katanya, "Tapi kami belum mendengar berita tentang apa pun yang terjadi di sana."
"Ini kejadian yang mengerikan," kata kepala stasiun. "Pak Hilton Cubbit cedera parah. Istrinya juga mungkin terluka. Pak Cubbit berasal dari keluarga yang tertua di desa Norfolk. Keluarga yang sangat dihormati…”
Tanpa sepatah kata pun, Holmes bergegas naik ke kereta kuda. Watson mengikutinya. Selama di perjalanan sejauh 11 kilometer, Sherlock tidak bicara sepatah kata pun. Ia tampak benar-benar sedih.
Sementara itu, kereta kuda yang ditumpangi Sherlock dan Watson melewati daerah pedesaan. Tampak beberapa pondok kayu di antara hijaunya rerumputan.
Tak lama, kusir kereta kuda menunjuk dengan cambuknya ke sebuah bangunan tua besar dari batu. Bangunan besar itu tampak dari sela-sela pepohonan. "Itu dia, rumah besar Ridling Thorpe Manor," katanya.
Ketika memasuki gerbang halamannya, Watson melihat lapangan tenis di halaman samping rumah. Juga tampak gudang perkakas, dan jam matahari yang berkali-kali disebut Pak Cubbit.
Di halaman itu, tampak ada sebuah kereta kuda lain yang juga baru sampai. Seorang laki-laki kecil berpakaian rapi, turun dari kereta kuda itu. Ia memperkenalkan dirinya sebagai Inspektur Martin, dari kepolisian wilayah Norfolk. Inspektur Martin tampak heran melihat Sherlock Holmes dan Watson yang tiba beriringan dengan dia.
"Kejadian ini baru dilaporkan ke kantor polisi pada jam tiga pagi ini. Bagaimana Anda bisa mendengar berita ini dari London dan tiba secepat ini?” tanyanya takjub sambil menatap Holmes dan Watson.
(Bersambung)
Teks: Adaptasi cerita petualangan Sherlock Holmes / Dok. Majalah Bobo
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR