Bobo.id – Para astronom sudah beberapa kali berhasil melakukan misi antariksa, yaitu menginjakkan kaki ke Bulan.
Di balik semua misi itu, ternyata manusia meninggalkan sesuatu di Bulan, yaitu sampah.
Tak hanya di Bumi saja yang ada sampah, di Bulan pun ada.
Konon, total sampah di Bulan bisa mencapai lebih dari 180.000 kilogram, lo!
Wah, apa saja, ya, sampah yang berada di Bulan itu?
Di Bulan, ada bendera Amerika yang memang sengaja diletakkan di sana oleh astronot NASA.
Ada juga benda-benda seperti palu, potongan emas, foto astronot bernama James Irwin, dan kepingan bagian dari kendaraan penjelajah Bulan.
Selain itu, di Bulan juga ada satelit Lunar Crater Observation and Sensing Satellite (LCROSS).
BACA JUGA: Ada 187.400 Kilogram Sampah di Bulan yang Ditinggalkan Manusia
Sulit Dibawa ke Bumi
Sampah ini memang sengaja ditinggal di Bulan, teman-teman.
Ada dua alasan kenapa benda-benda ini ditinggal di satelit alami Bumi itu.
Pertama, benda-benda itu sulit atau bahkan tidak bisa dibawa lagi ke Bumi.
Untuk membawanya kembali ke Bumi, para astronom membutuhkan bahan bakar yang lebih banyak untuk kendaraan penjelajah.
Lagipula, benda-benda itu juga sudah tidak akan dipakai lagi setelah misi berhasil.
Jadi, para astronom tidak perlu repot-repot membawa pulang ke Bumi.
BACA JUGA: Benarkah Bulan Berbentuk Bulat Sempurna?
Objek Penelitian
Alasan kedua kenapa sampah itu ditinggal di Bulan adalah alasan objek penelitian.
Sampah-sampah yang ada di Bulan itu bisa menjadi objek penelitian yang sangat penting, lo.
Sebelum menginjakkan kaki ke Bulan, para ilmuwan mengira bahwa permukaan Bulan itu berupa pasir yang bisa mengisap benda-benda di atasnya.
Namun, dengan adanya sampah itu, para astronom berhasil membuktikan bahwa permukaan Bulan bisa disinggahi dan bukan merupakan pasir isap.
Sampah-sampah itu bisa menjadi jejak arkeologi yang penting dan bisa dipelajari oleh para astronom di masa depan.
BACA JUGA: Apa yang Terjadi Jika Bumi Tidak Memiliki Bulan?
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR