Mereka pergi menuju lahan basah yang berada di kaki tebing untuk mencari makan.
Seperti kebanyakan jenis angsa, induk angsa teritip tidak memberi makan anak-anaknya. Anak-anak itu dibiarkan kelaparan. Maka anak-anak angsa itu akan ikut turun mengikuti orang tuanya.
Mereka berjalan sambil berciap-ciap, berisik sekali, sehingga mengundang rubah arktik untuk datang dan mengikuti mereka.
BACA JUGA: Fakta Menarik dari Kaki Angsa Batu Berkaki Biru
Perjalanan Penuh Perjuangan
Bagi anak angsa teritip, perjalanan menuruni tebing untuk mencari makan itu penuh perjuangan.
Angsa teritip yang masih kecil dan belum berbulu itu harus melompat-lompat dari satu batu karang ke batu karang yang lain.
Mereka seringkali jatuh menggelinding. Banyak yang selamat. Banyak juga yang mati atau terluka.
Anak angsa itu selamat karena badannya masih ringan.
Jadi ketika terjatuh, tubuh anak angsa itu melayang. Tidak terhempas kena batu karang. Yang terluka dan mati biasanya akan tertinggal rombongan.
Nah, inilah kesempatan bagi rubah arktik untuk memangsanya.
Anak angsa yang selamat akan hidup bersama angsa teritip dewasa selama musim dingin.
Di usia 6 minggu, anak angsa itu akan tumbuh bulunya.
Ketika musim dingin tahun berikutnya akan tiba, anak angsa yang sudah dewasa itu akan ikut bermigrasi ke selatan bersama rombongan.
BACA JUGA: Cara Angsa Batu Berkaki Biru Bertelur dan Merawat Anaknya
Foto: Creative Commons
Penulis | : | Aan Madrus |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR