Bobo.id – Pernahkah teman-teman makan permen kapas atau gulali?
Yap, permen kapas teksturnya memang lembut dan mengembang seperti kapas.
Rasanya yang manis, membuat kita ketagihan.
Namun, pernahkah teman-teman melihat bunga-bunga yang mirip permen kapas?
Tanaman-tanaman ini benar-benar ada, lo.
BACA JUGA: Permen Kapas Ini Bisa Menyala dalam Gelap
Jika dilihat dari kejauhan, pohonnya seperti dipenuhi permen-permen kapas berwaran putih.
Wah... unik, ya?
Apakah bunga-bunga ini juga manis dan lembut seperti permen kapas?
Yuk, cari tahu!
Cotton Flower
Cotton flower atau sering disebut bunga kapas biasanya tumbuh setelah dua bulan ditanam.
Tiga minggu setelahnya, bunga kapas ini akan mekar.
BACA JUGA: Sebelum Nonton Filmnya, Kenalan Dulu dengan Peter Rabbit, Yuk!
O iya, bunga kapas inilah yang biasanya dijadikan sebagai bahan pembuatan kapas.
Kapas yang dihasilkan dari bunga ini terlihat seperti permen kapas putih.
Tanaman bernama latin Gossypium sp. ini dapat ditemukan di Mexico, Australia, dan Afrika.
Namun, di Indonesia juga ada, lo, toko bunga yang menjual bunga kapas ini.
Bunny Tail
Lagurus ovatus bunny tail atau yang dikenal dengan rumput ekor kelinci ini merupakan tanaman asli Mediterania.
Teman-teman pasti bisa menebak kenapa tanaman ini dinamakan bunny tail.
Yap! Tanaman ini memang punya bagian yang mirip ekor kelinci. Lucu, ya?
BACA JUGA: Tiga Bunga Ini Jadi Bunga Nasional
Tanaman bernama latin Lagurus ovatus ini terdapat di Australia, Selandia Baru, Irlandia, Inggris dan Amerika Serikat.
Tanaman ini biasanya ditanam sebagai tanaman hias dan sebagai pajangan di buket atau vas bunga.
Pohon Kapuk
Pohon ini merupakan pohon penghasil kapuk yang biasanya digunakan untuk mengisi kasur zaman dahulu supaya empuk.
Pohon yang bernama latin Ceiba pentandra ini berasal dari bagian utara dari Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Karibia.
Pohon ini juga dikenal sebagai kapas Jawa, kapok Jawa, atau pohon kapas sutra.
BACA JUGA: Anggrek Monyet, Dracula yang Tidak Menghisap Darah
Penulis | : | Felixia Amanda |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR