Kecantikannya terus bertambah setelah ia tumbuh dewasa. Putri Lili lebih suka tinggal menyepi di taman. Ia menghindari keramaian. Ia merasa lebih nyaman ketika berjalan di antara bunga-bunga. Putri Lili selalu berbicara pada bunga-bunga, dan sepertinya bunga-bunga membalas sapaannya.
Tahun-tahun terus berlalu. Raja Ros dan Ratu berusaha mencari suami yang terbaik untuk putri mereka. Dan karena Putri Lili sangat cantik, banyak pangeran yang ingin melamarnya.
Akan tetapi, Putri Lili tak ingin menikah. Ia memang ramah pada semua pangeran. Namun ketika mereka melamarnya, maka sang putri akan berkata,
“Aku tak bisa menikah denganmu, Pangeran. Kau tak akan bahagia jika hidup bersama aku.”
Putri Lili selalu berkata dengan sedih dan jujur. Semua pangeran percaya padanya dan tidak jadi melamarnya. Akhirnya, tidak ada lagi pangeran yang datang ke kastil Raja Ros dan Ratu. Putri Lili merasa sangat bahagia, namun sebaliknya, Raja Ros dan Ratu sangat sedih.
“Apa yang terjadi nanti kalau kita meninggal. Lili akan sendirian di kastil ini tanpa suami,” kata Raja Ros pada istrinya.
Suatu hari, datanglah seorang pangeran dari negeri yang jauh. Namanya Pangeran Dandro. Putri Lili menyambutnya dengan ramah. Mereka bercakap-cakap dan menjadi sangat akrab. Namun, ketika Pangeran Dandro melamarnya, Putri Lli berkata,
“Jangan melamarku, Pangeran. Kau tak akan bahagia jika hidup bersama aku.”
Putri Lili berkata dengan tulus seperti pada pangeran lainnya. Biasanya para pangeran langsung percaya pada ucapannya. Namun Pangeran Dandro tidak menyerah. Ia bertanya,
“Kenapa aku tidak akan bahagia bersamamu?”
“Karena bunga-bunga lili di taman istana pernah berkata padaku. Kata mereka, pada saat aku memakai gaun pernikahanku, waktuku akan tiba. Dan bunga-bunga kering di tanah taman berkata, ketika aku memakai hiasan bunga di kepalaku, maka aku akan berubah menjadi bunga dan tinggal bersama mereka.”
Saat mendengar perkataan Putri Lili, Pangeran Dandro tertawa.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR