Pengaruh itu juga tampak pada perabotan istana seperti kursi, meja toilet, dan lemari hingga pintu dorong menuju balairung.
Ruangan seluas 412 m2 ini digunakan untuk acara penobatan Sultan Deli atau acara adat lainnya.
Balairung juga dipakai sebagai tempat sultan menerima sembah sujud dari sanak familinya pada hari-hari besar Islam.
BACA JUGA: Kastil di Skotlandia ini Memiliki Keunikan, Apa Keunikannya?
Perpaduan Islam dan Eropa
Lebih ke dalam lagi, terdapat 20 kamar di lantai atas dan 20 kamar lagi di bagian bawah.
Belum termasuk 4 kamar mandi, gudang, dapur, dan ruang penjara di lantai bawah. Arsitekturnya perpaduan antara tradisi Islam dan kebudayaan Eropa.
Sebagian material bangunannya konon juga didatangkan dari Eropa, seperti ubin, marmer, dan teraso.
Arsitektur gaya Belanda nampak pada pintu serta jendela yang lebar dan tinggi.
BACA JUGA: Ingin Jalan-jalan ke Istana? Inilah 5 Istana di Indonesia yang Bisa Kamu Kunjungi
Sementara, pengaruh Islam terlihat pada bentuk lengkungan atau arcade di sejumlah bagian atap istana.
Lengkungan yang berbentuk perahu terbalik itu dikenal dengan Lengkungan Persia, banyak dijumpai pada bangunan di kawasan Timur Tengah, Turki, dan India.
Nah, jika kamu pergi ke Medan, jangan lupa untuk berkunjung ke Istana Maimun, bangunan dengan paduan tradisi Islam dan budaya Eropa.
Teks: Ervina/Wahyu
Lihat video ini juga, yuk!
Bobo Funfair Digelar di Semarang, Bisa Ketemu Bobo Sekaligus Wisata Kuliner Nusantara
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR