Mima si ikan mas kecil tinggal di sebuah kolam kecil. Di kolam itu, ada patung batu anak lelaki yang berdiri di tengah kolam.
Patung anak lelaki itu menyemburkan air mancur yang keluar dari mulutnya.
Patung anak lelaki itu sangat menyukai Mima. Menurutnya, Mima adalah ikan mas yang paling cantik yang pernah ia lihat.
Selain patung batu itu, ada juga makhluk lain yang suka pada Mima. Ia adalah kucing abu-abu bernama Mio.
“Miaaauuu…” gumam Mio ketika mendekati kolam. “Kalau saja aku bisa menangkap ikan gendut kecil itu, dia pasti akan menjadi makan malam yang lezat...” pikirnya.
Sayangnya, Mima tidak tahu apa yang dipikirkan Mio. Ia menjadi sangat bangga karena mengira Mio suka padanya. Mima ingin agar patung batu juga tahu, kalau Mio mengidolakan Mima.
“Hei, Mima… mengapa kamu tidak berenang di tepi kolam? Miaaaauuu…” sapa Mio ramah sekali. “Aku ingin sekali mengangkat kamu dan mengajakmu berjalan-jalan bersama di halaman…”
Mima tersenyum semakin bangga. Perlahan, ia berenang mendekat ke tepi kolam. Mio menunggu dengan tak sabar di tepi kolam.
“Jangan! Jangan mendekat ke tepi kolam, Mima!” seru patung anak lelaki. “Mima, kamu, kan, tahu. Ikan mas tidak bisa berjalan di darat.
“Tenang saja, Mima… Aku akan meletakkanmu di punggungku. Kau tidak perlu lelah berjalan…” bujuk Mio lagi.
Mima tersipu senang. Ia terus berenang, semakin mendekat ke arah Mio. Mio pun menjulurkan tubuhnya ke depan.
“Mimaaa… kembali ke tengah kolam!” teriak patung anak lelaki. Namun terlambat…
SYUUUUT!
Cakar Mio yang tajam sudah menyambar air kolam. Permukaan air bergolak karena terciduk cakar Mio.
Tak lama kemudian…, tampak Mima sudah menggelepar tak berdaya di dekat kaki Mio.
Patung anak lelaki sangat terkejut. Tiba-tiba ia mendapat ide untuk menolong Mima.
“Fuuuh… fuuuhhh…” Patung anak lelaki itu menyemburkan air mancur dari mulutnya. Biasanya ia meniup ke arah atas. Namun kali ini, ia meniup ke arah tepi kolam.
PROOOT…
Semburan air itu membuat Mio terkejut dan panik. Tubuhnya basah, dari ujung hidung hingga ke ujung ekornya.
“Miaaauuu…” teriak Mio kucing kewalahan. Seperti kucing lainnya,
ia tidak suka basah. “Miaaauuu…” teriaknya lari sambil berlari pergi, dan lupa pada Mima.
Patung anak lelaki terus menyemburkan air mancur ke tepi kolam. Perlahan, bagian tepi kolam tergenang air. Tubuh Mima terangkat air, lalu meluncur masuk kembali ke dalam kolam.
Betapa gembira dan leganya Mima ketika merasakan lagi air kolam di sekeliling tubuhnya.
Mima mendongak ke atas dan melihat patung batu anak lelaki itu.
“Kamu betul-betul anak lelaki yang pintar. Sedangkan aku ini, betul-betul ikan kecil yang bodoh. Maafkan aku karena tidak mendengar peringatan darimu. Terima kasih sudah menolongku…” ujar Mima penuh penyesalan.
“Fuuuh… fuuuh…”
Patung batu anak lelaki itu menyemprotkan air lebih tinggi dan tinggi lagi ke atas kolam.
Tampak percikan air di udara yang cerah. Patung batu anak lelaki itu sangat bangga dan bahagia.
Lihat video ini juga, yuk!
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Dokumentasi Bobo |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR