Bobo.id - Konon, di dunia, tidak ada satu pun masjid yang menaranya serupa dengan Masjid Menara Kudus, lo!
Abad 16
Masjid Menara Kudus terletak di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Masjid ini dibangun tahun 1549 atau 956 Hijriyah oleh Ja’far Shodiq (Sunan Kudus).
Penelitian arkeolog Jepang, Sakai Takashi dan Takimoto Tadashi, memperkuat keterangan ini. Mereka meneliti keramik hiasan menara masjid.
Hasilnya diketahui bahwa keramik tesebut dibuat di Vietnam sekitar tahun 1450-an. Ini menunjukkan bahwa umur Menara Kudus memang sangat tua.
BACA JUGA: 5 Masjid yang Ada di Indonesia Ini Tidak Memiliki Kubah, lo!
Al Quds
Ketika berkunjung ke AL Quds (Palestina), Ja’far Shodiq membawa sebuah batu. Batu itu dijadikan bagian masjid yang dibangunnya.
Masjid itu diberinya nama Al Aqsa, sesuai nama masjid besar umat Islam di Al Quds. Daerah tempat masjid itu dibangun pun dikenal sebagai Kudus. Kata ini diambil dari Al Quds.
Masjid Al Aqsa lebih dikenal sebagai Masjid Menara Kudus, karena bentuk menaranya yang unik.
BACA JUGA: Nasir al-Mulk, Masjid Pink yang Dihiasi Kaca dan Keramik yang Indah
Arsitektur Unik
Masjid Menara Kudus dibangun pada zaman kekuasaan Majapahit. Saat itu, pengaruh Hindu sangat kuat.
Tak heran jika bentuk menaranya memiliki ciri candi Hindu khas Majapahit. Meskipun berarsitektur Hindu, tidak ditemukan hiasan berupa makhluk hidup pada menara itu.
Menurut ahli sejarah, karena bangunan ini sudah disesuaikan dengan ajaran Islam yang melarang adanya gambar makhluk hidup. Ini menunjukkan perpaduan arsitektur Hindu dan Islam yang unik.
BACA JUGA: Inilah Masjid yang Pertama Dibangun Menurut Sejarah Peradaban Islam
Satu-satunya di Dunia
Kebanyakan menara masjid bentuknya menyerupai menara masjid khas Turki Usmani. Menaranya langsing dan tinggi dengan kubah lengkungnya yang khas.
Sedangkan menara masjid yang berbentuk candi Hindu Jawa, konon, hanya ada di Kudus. Dulu, menara ini digunakan sebagai tempat muadzin mengumandangkan adzan. (Joko)
Lihat video ini juga, yuk!
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR