Bobo.id - Nenek memandangi halaman belakangnya dengan senyuman tetapi pancaran matanya sedih.
Ia berjalan perlahan dari halaman tersebut dan memegangi setiap pohon yang ada di sana. Nenek berjalan melewati batu-batu kecil yang tersusun rapi di halaman itu.
Rumah ini usianya sama seperti usia Bapak, 52 tahun. Selama itu pula Nenek dan almarhum Kakek merawat halaman belakang ini.
Aku pun sering bermain di dalaman belakang ini. Kakek mengajariku berhitung waktu itu dengan menggunakan pijakan kotak-kotak atau batu-batu kecil.
Dulu, ayah pun juga belajar di halaman belakang ini.
BACA JUGA:Kebun Mawar Kesayangan Nenek
“Nek, nenek sedih, ya, akan pindah ke rumah bersama aku?” tanyaku.
Nenek menggeleng. Ia mengelus kepalaku.
“Kebahagian Nenek yang terbesar adalah bisa melihat cucu-cucu nenek tumbuh dewasa juga.”
Ia tersenyum lagi. “Nenek hanya akan merindukan halaman ini. Ada banyak cerita,” tambah Nenek.
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR