Idul Fitri kali ini terasa berbeda untuk Rado. Ada sesuatu yang sangat ia rindukan dan tunggu-tunggu setiap Idul Fitri. Rado rindu cerita Kakek.
Biasanya setiap Rado datang ke rumah Kakek selalu ada cerita baru. Mulai dari pengalaman sekolah hingga masa-masa mempertahankan kemerdekaan.
Saat itu bapak dari kakek ikut berperang. Kakek juga suka bercerita tentang asal-usul makanan, tarian, hingga apa saja yang Rado ingin dengar.
Tak lupa, mereka selalu bercerita ditemani dengan martabak manis kesukaan kakek.
Cerita-cerita Kakek selalu Rado ingat. Ia akan bersemangat untuk masuk sekolah kembali selepas libur Lebaran untuk berbagi cerita dari Kakek kepada teman-temannya.
Namun, semua tidak lagi sama.
(BACA JUGA:Ketika Bang Kimin Bercerita)
“Do, kenapa bengong?” tanya Bapak.
“Ah, tidak apa-apa Pak. Ada yang bisa Rado bantu bawakan?”
Bapak menggeleng sambil merangkul Rado dan menuntunnya menuju kamar Kakek.
Rado saat itu ingin menangis. Ia melihat Kakek terbaring lemas karena sakit yang semakin parah. Biasanya kakek selalu bercerita, tetapi kini sudah tidak lagi sanggup banyak bicara.
Kakek berusaha tersenyum pada Rado. Hal itu pun membuat Rado semakin sedih melihat kondisi Kakek. Namun, ia mencoba untuk tersenyum kembali pada Kakek.
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR