“Saatnya kamu yang gantian bercerita untuk Kakek, Do,” bisik Bapak.
“Ah?” Rado kaget mendengar ucapan itu.
“Bapak tahu, kamu pasti menunggu-nunggu saat Kakek bercerita kan? Nah, kali ini kakek tidak bisa. Artinya, gantian kamu yang bercerita untuk Kakek,” kata Bapak.
BACA JUGA:Semangkuk Tekwan di Tengah Hujan untuk Laras dan Bapak
“Bisakah aku Pak? Aku tak punya cerita,” kata Rado.
“Ingat kata Kakek?” tanya Bapak memancing.
“Semua orang punya ceritanya masing-masing,” jawab Rado pelan.
Ia pun mengangguk pada Bapak. Saatnya Rado yang bercerita untuk Kakek. Daripada menatap Kakek dengan kesedihan, lebih baik menghiburnya dengan cerita.
Rado pun berlari keluar kamar. Bapak bingung melihat anaknya pergi bukannya bercerita. Ia mengikuti Rado.
“Do, kok pergi?”
“Radom mau siapkan martabak manis dulu, Pak. Kan kalau Kakek bercerita, selalu ada martabak manis yang menemani. Makanan kesukaan kakek,” kata Rado yakin.
“Tapi Kakek tak bisa makan martabak manis sekarang ini, Do,” kata Bapak.
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR