Bobo.id - Nenek memandangi halaman belakangnya dengan senyuman tetapi pancaran matanya sedih.
Ia berjalan perlahan dari halaman tersebut dan memegangi setiap pohon yang ada di sana. Nenek berjalan melewati batu-batu kecil yang tersusun rapi di halaman itu.
Rumah ini usianya sama seperti usia Bapak, 52 tahun. Selama itu pula Nenek dan almarhum Kakek merawat halaman belakang ini.
Aku pun sering bermain di dalaman belakang ini. Kakek mengajariku berhitung waktu itu dengan menggunakan pijakan kotak-kotak atau batu-batu kecil.
Dulu, ayah pun juga belajar di halaman belakang ini.
BACA JUGA:Kebun Mawar Kesayangan Nenek
“Nek, nenek sedih, ya, akan pindah ke rumah bersama aku?” tanyaku.
Nenek menggeleng. Ia mengelus kepalaku.
“Kebahagian Nenek yang terbesar adalah bisa melihat cucu-cucu nenek tumbuh dewasa juga.”
Ia tersenyum lagi. “Nenek hanya akan merindukan halaman ini. Ada banyak cerita,” tambah Nenek.
“Adakah yang mau Nenek bawa untuk ikut pindah?”
Nenek menggeleng.
“Biar di sini saja, kalau Nenek bawa, nanti yang lain kesepian,” kata Nenek sambil tertawa. Aku pun ikut tertawa.
BACA JUGA:Bunga Kaktus untuk Nenek
Aku mengerti perasaan Nenek. Pasti rumah ini akan dirindukan. Namun, di sini tak ada yang bisa merawat Nenek sejak kakek meninggal. Apalagi Nenek sudah tua.
Menurut Ayah, terlalu berbahaya bila tinggal sendirian di rumah.
“Nek, apa yang paling istimewa dari halaman belakang ini?” tanyaku.
“Saat mengajari anak-anak berjalan dan berhitung dengan petak atau batu-batu kecil di sini. Ah, semuanya ceria! Termasuk kamu, Cu.”
Aku tersenyum melihat Nenek begitu bahagia mengenang peristiwa itu. Belajar bersama batu-batu di halaman belakang rumah Nenek memang penuh kenangan.
“Batu-batu ini juga baik untuk kesehatan. Berjalan di atasnya seperti dipijat-pijat,” kata Nenek.
Aku mengangguk setuju. Aku pun sering berjalan di atas batu-batu itu saat berkunjung ke rumah Nenek. Rasanya geli, kadang sakit, seperti dipijat.
BACA JUGA:Obat Bosan dari Nenek
“Jo, Ibu, yuk berangkat,” kata Ibu mengajak kami segera berpindah.
Aku menuntun Nenek perlahan. Tak sabar memperlihatkan halaman belakang di rumah kami yang sudah disulap Ayah menjadi begitu mirip dengan halaman belakang rumah Nenek ini.
Semoga Nenek suka.
Lihat juga video ini, yuk!
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR