Bobo.id – Embun yang biasa kita lihat setiap pagi biasanya berbentuk butiran air.
Namun, berbeda dengan embun yang ada di dataran tinggi Dieng, banjarnegara, Jawa Tengah ini.
Seperti apakah embun yang ada di sana?
Embun Beku Seperti Salju
Ternyata, tadi, Jumat (6/7/2018) dini hari, terjadi fenomena embun beku di dataran tinggi Dieng.
Embun beku ini bak salju, yang menyelimuti seluruh permukaan tanah, rumput, pohon, sampai bangun rumah menjadi putih.
BACA JUGA : Terlihat Seperti Titik Air Hujan, Bagaimana Embun Pagi Terbentuk?
Penyebab Bun Upas
Penduduk setempat menyebutkan fenomena ini dengan istilah ‘Bun Upas’ yang artinya embun racun.
Fenomena ini bisa terjadi di sana, sebab adanya uap air yang berubah menjadi cair di bawah titik embun dan mengalami pembekuan akibat suhu yang ekstrem di daerah tersebut.
Pemandangan Menarik Tapi Bisa Mematikan Tanaman
Bun upas termasuk fenomena langka dan menarik yang terkadang menjadi penarik wisatawan untuk melihatnya secara langsung.
Meskipun pemandangan hamparan embun racun ini terlihat indah dan menarik, tapi ternyata merupakan gangguan bagi para petani setempat.
Sebab, embun racun ini bisa mematikan tanaman pertanian warga, salah satunya pertanian kentang yang cukup banyak di sana.
Bun upas terjadi pada bulan-bulan tertentu, yang bisa meresahkan para petani.
BACA JUGA : Walaupun Termasuk Negara Tropis, di Indonesia Ternyata Ada Salju, lo!
Bisa Menyebabkan Berbagai Penyakit
Suhu ekstrem yang terjadi pun rentan menyebabkan berbagai penyakit di wilayah Dieng.
Misalnya seperti hipotermia, radang paru-paru, sampai kerusakan jaringan.
Bagi siapa saja yang ada di daerah tersebut dan sedang mengalami fenomena bun upas ini, sebaiknya menggunakan pakaian hangat dan menutup setiap permukaan kulit.
Usahakan untuk mencari tempat berlindung yang bisa menghangatkan diri.
Ini untuk mencegah kita dari penyakit yang bisa saja terjadi akibat suhu ekstrem ini.
BACA JUGA : Salju Oranye Turun di Negara-Negara Eropa Timur, Apa Sebabnya?
Lihat video ini juga, yuk!
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR