Bobo.id – Api obor Asian Games sudah tiba di Indonesia hari Selasa, tanggal 17 Juli 2018.
O iya, ada beberapa fakta seputar api obor Asian Games ini.
Kita cari tahu faktanya satu per satu, yuk!
Fakta 1 - Api Abadi Asian Games
India adalah tuan rumah Asian Games yang pertama pada tahun 1951. Sebagai tuan rumah pertama, di India ada api abadi Asian Games.
Api abadi Asian Games ini berlokasi di Stadion Nasional Dhyna Chand, New Delhi.
BACA JUGA:Mengenal Ragam Olahraga Air yang Ada di Asian Games 2018, Yuk!
Fakta 2 - Dibawa dengan Pesawat
Api abadi dari India dibawa dengan pesawat Boeing 737 400 milik TNI AU. Selama di perjalanan, api harus dijaga supaya tidak mati.
Api abadi dibawa menggunakan alat khusus bernama tinder box. Dengan alat ini, api bisa menyala selama 10 jam.
Fakta 3 - Dikawal 5 Pesawat Tempur
Pesawat yang membawa api obor Asian Games dikawal oleh lima pesawat tempur T-50 Golden Eagle milik TNI AU.
BACA JUGA:Olahraga Bela Diri yang Ada dalam Asian Games, Pernah Mencobanya?
Fakta 4 - Digabungkan dengan Api Abadi Mrapen
Abi obor Asian Games itu akan disatukan dengan api abadi dari Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah. Penyatuan dua api abadi ini akan dilakukan di Candi Prambanan, Yogyakarta.
O iya, api abadi yang ada di Mrapen muncul karena ada gas alam yang keluar dari perut Bumi. Karena fenomena itu, api di Mrapen pun tidak pernah padam dan dinamai api abadi Mrapen.
Api abadi yang ada di Mrapen selalu digunakan dalam berbagai acara, misalnya Tri Suci Waisak, Pembukaan PON mulai dari PON ke-10, hingga POR PWI 1983.
BACA JUGA:Kita Kenali Olahraga Bola Kecil yang Ada di Asian Games, Yuk!
Fakta 5 - Dikirab Keliling Nusantara
Mulai hari ini (18 Juli 2018), obor Asian Game akan dikirab keliling Indonesia. Rencananya, akan ada 54 kota dan kabupaten yang dikunjungi oleh obor ini.
Itulah beberapa fakta seputar api obor Asian Games.
Lihat video ini juga, yuk!
Bertemu Karakter Favorit di Doraemon Jolly Town MARGOCITY, Apa Saja Keseruannya?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR