Ternyata pada zaman dulu saat makanan ini disajikan kepada orang Belanda.
Mereka menyebut makanan ini sebagai slachtje yang berarti salad.
Penyebutan itu karena makanan ini lebih menyerupai salad dibandingkan bistik atau steak, meskipun ada dagingnya.
Masyarakat Indonesia yang kesulitan mengucapkan kata slachtje kemudian menyebutnya dengan kata selat.
Tujuannya untuk mempermudah pengucapannya.
Selat Solo ini juga bisa dinikmati dengan tambahan saus mustard, lo teman-teman.
Saus mustard menambah kenikmatan makanan khas Solo ini, lo.
Baca Juga : Uniknya Budaya India di Kampung Madras, Little India Kota Medan
Selain potongan daging, selat Solo ini juga bisa disajikan dengan potongan galantin.
Galantin yaitu daging cincang yang dikukus dengan campuran tepung roti, telur, dan bumbu.
Bagaimana, apakah teman-teman berniat mencicipi makanan khas Solo ini?
Source | : | travel.kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR