Bobo.id - Kadang saat sedang sangat lapar, kita mengambil makanan dalam porsi besar, dan ternyata tidak bisa menghabiskannya.
Biasanya apa yang teman-teman lakukan dengan sisa makanan tadi?
Mungkin ada yang meminta ayah atau ibu untuk menghabiskan, menyimpannya di kulkas untuk dimakan saat sudah lapar, atau justru membuangnya.
Wah, sepertinya mulai sekarang teman-teman harus menghentikan kebiasaan membuang-buang makanan.
Baca Juga : Agar Usus Tetap Sehat, Cari Tahu Penyebab Kita Sembelit, Yuk!
Selain karena hal tersebut berarti tidak menghargai makanan, ternyata menyisakan makanan dan membuangnya dapat menyebabkan pemanasan global, lo!
Saat kita membuang makanan, kita tidak hanya membuang makanan, tapi juga membuang sumber daya yang digunakan untuk membentuk makanan tersebut.
Contohnya, untuk menanam sayuran, diperlukan air, tanah, dan pupuk agar sayur tersebut tumbuh dengan baik.
Saat kita membuang-buang makanan, sama saja kita membuang air, tanah, dan pupuk yang digunakan untuk merawat sayuran yang kita buang, nih.
Lalu apa dampak limbah makanan sisa yang kita buang?
Limbah makanan sisa ternyata bisa menyebabkan tanah mengandung gas metana yang berbahaya bagi atmosfer Bumi, lo.
Selain itu, efek rumah kaca juga bisa timbul, nih, dari karbon dioksida yang dihasilkan dari limbah makanan sisa.
Untuk mengangkut limbah makanan sisa, pasti dibutuhkan kendaraan ke tempat pembuangan akhir, yang juga dapat menimbulkan polusi udara.
Baca Juga : Apa yang Terjadi Pada Tubuh Saat Kita Kepanasan? Ini Penjelasannya
Nah, ada beberapa cara, nih, yang dapat dilakukan untuk mengurangi limbah makanan sisa.
Salah satunya adalah dengan menjadikan makanan sisa tersebut menjadi pupuk kompos dan digunakan untuk merawat tanaman di rumah.
Selain itu, teman-teman bisa mengambil makanan secara sedikit demi sedikit, nih, agar tidak ada makanan yang tersisa di piring.
Agar tidak terlalu cepat kenyang, teman-teman juga bisa, lo, mengunyah makanan secara perlahan, dan akan membuat makanan terasa lebih nikmat karena tidak makan secara terburu-buru.
Source | : | Forbes,Washington Post |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR