Bobo.id - Apakah kamu pernah melihat kera yang sangat besar? Mungkin kamu pernah melihatnya di film-film.
Kera terbesar di dunia, Gigantopithecus, memang sudah punah sekitar 100.000 tahun yang lalu, teman-teman.
Ia hidup kira-kira selama enam sampai sembilan juta tahun di wilayah selatan Tiongkok.
Ia mirip dengan orang utan, namun berdasar fosil yang ditemukan, ukurannya mencapai tiga meter, lo!
Baca Juga : Akibat Perubahan Iklim, Jamur Ulat Yarchagumba Terancam Punah
Kalau tinggi tubuhmu sekitar 120 - 150 sentimeter, berarti primata ini sekitar 3 atau 4 kali lipatnya.
Belum lagi, berat tubuhnya kira-kira 500 kilogram. Berat sekali, ya?
Hewan berukuran besar bisanya tidak punya banyak pemangsa, dan punya daerah kekuasaan untuk mencari makanan.
Namun, menurut penelitian, ukuran yang besar ini juga jadi penyebab primata ini punah, teman-teman.
Perubahan iklim di akhir zaman es membuatnya tidak bisa bertahan hidup.
Baca Juga : Tidak Lama Lagi Peneliti Bisa Mengungkap Penyebab Hiu Megalodon Punah
Dengan badan yang begitu besar, Gigantopithecus membutuhkan makanan dengan jumlah yang banyak.
Gigantopithecus ini adalah pemakan buah-buahan.
Di akhir zaman es atau Pleistocene, banyak hutan berubah menjadi area sabana.
Nah, Gigantopithecus gagal beradaptasi dengan makan rumput, akar-akaran dan daun-daunan yang tersedia di alam.
Di masa itu, orangutan dan kera besar lainnya bisa bertahan karena tubuhnya punya proses motabolisme yang lambat, dan bisa bertahan dengan makanan yang terbatas.
Baca Juga : Berkenalan dengan Suku Awa, Suku yang Terancam Punah di Hutan Amazon
Wah, sekarang, orang utan juga sudah terancam punah karena habitatnya diambil manusia, nih.
Oya, menurut ilmuwan Aaron Clauset, hewan yang punya tubuh besar juga punya keturunan yang sedikit.
Populasinya juga jadi sedikit, sehingga saat ada perubahan yang mempengaruhi sumber makanan, semuanya tidak bisa bertahan, teman-teman.
Karenanya, kita bantu jaga bumi agar hewan di alam liar tetap hidup, yuk!
Baca Juga : Ingin Membantu Mencegah Kepunahan Hewan Liar? Lakukan Cara Ini
Lihat video ini juga, ya!
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR