Tahukah teman-teman kenapa setiap malam hari kebanyakan orang selalu mengantuk?
Rasa kantuk di malam hari merupakan tanda alami dari tubuh kita. Tanda tersebut mengartikan bahwa otak kita sudah mulai lelah dan perlu beristirahat. Jika ini terjadi, sebaiknya kita memang harus segera tidur.
Jangan menahan kantuk
Tidak baik jika kita menahan kantuk dan memaksa otak untuk terus bekerja padahal sesungguhnya sudah lelah.
Bayangkan saja, jika kita sudah beraktivitas seharian, otak dipaksa terus untuk bekerja ini dapat menyebabkan tingkat konsentrasi kita menurun dan menjadi lebih ceroboh dalam melakukan kegiatan apapun.
Karena pada saat otak lelah, kadar oksigen di kepala menjadi berkurang, padahal oksigenlah yang menjadi sumber tenaga bagi otak agar dapat bekerja dengan baik.
Kenapa kita lebih sering mengantuk di malam hari dibandingkan siang hari?
Ada kelenjar pineal yang terdapat di dalam otak kita. Kelenjar merupakan bagian tubuh kita yang mengeluarkan zat-zat khusus seperti hormon yang memiliki fungsi tertentu bagi tubuh manusia.
Kelenjar pineal nantinya akan menghasilkan hormon melatonin yang dapat menyebabkan kita mengantuk.
Produksi hormon melatonin dalam tubuh ditentukan oleh cahaya. Mengapa? Karena di dalam kelenjar pineal terdapat beberapa serabut saraf yang berhubungan langsung dengan saraf penglihatan sehingga sangat sensitif terhadap cahaya.
Semakin banyaknya cahaya yang ada, produksi hormon melatonin akan menurun. Dan sebaliknya, ketika cahaya semakin sedikit, produksi hormon melatonin semakin banyak. Ini sebabnya di malam hari kita kan lebih mengantuk dibandingkan siang hari.
Cahaya lampu di malam hari
Di saat kita sedang belajar di malam hari, ada baiknya menggunakan cahaya lampu yang terang supaya kita tidak cepat mengantuk.
Sedangkan saat tidur, kita perlu memadamkan lampu. Karena semakin sedikit cahaya yang ada, maka hormon melatonin yang dihasilkan semakin banyak, itu artinya kita akan semakin mengantuk dan dapat tidur dengan nyenyak.
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR