Seperti di Indonesia, Negara Islandia juga mempunyai rumah tradisional. Sebutan untuk rumah tersebut adalah Turf House. Tampilan rumah tradisional ini sangat unik. Bagaimana keunikannya, ya, Teman-teman?
Turf House dapat dikatakan unik karena seluruh permukaannya ditutupi dengan rumput. Wow! Jadi, jika sekilas kita lihat, bangunan tersebut tidak terlihat seperti rumah. Malah kelihatan seperti gundukan bukit karena dinding, atap, dan bagian luar semuanya ditutupi rumput.
Kenapa Masyarakat Islandia Membuat Turf House?
Ternyata ini disebabkan oleh kondisi alam di negara Islandia, yang memang kaya akan padang rumput dibandingkan hutan ataupun pepohonan. Karena sedikitnya pohon, maka harga kayu pun menjadi lebih mahal.
Selain itu, bagi mereka, rumput lebih cocok untuk menghalau udara dingin di Islandia dibandingkan kayu. Sehingga, masyarakat tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk membeli alat penghangat ruangan.
Apakah Semua Fisik Bangunannya Terbuat dari Rumput?
Turf House memang banyak dibuat dari rumput, tetapi beberapa bagiannya masih menggunakan sedikit kayu, misalnya saja untuk membuat kerangka rumah. Setelah kerangka rumah selesai dibuat, kemudian tanah dan rumput dipadatkan dan ditumpuk sebanyak-banyaknya di atas rangka kayu tadi.
Penampakan Turf House saat awal dibuat memang seperti tumpukan tanah saja, rumputnya sedikit. Namun, lama-kelamaan setelah beberapa minggu, rumput mulai tumbuh lebat dan menutupi hampir seluruh bagian rumah. Hanya bagian pintu yang berukuran kecil saja yang tidak tertutup rumput. Sedangkan pada bagian atap dan dinding rumah, terkadang ditumbuhi bunga rumput yang indah.
Membangun Turf House Hanya Sebentar
Membangun Turf House tidaklah lama, bahan-bahan yang diperlukan untuk membangun juga mudah ditemukan di sekitar. Orang-orang yang bekerja untuk membangun rumah ini pun tidak perlu banyak. Masyarakat Islandia terkadang hanya meminta bantuan tetangganya untuk membangun rumah mereka.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR