“Lihat sepeda baruku. Bagus, kan? Main sepeda, yuk!” ajak Gilang sambil memamerkan sepeda barunya. “Kami, kan, enggak punya sepeda,” jawab Ola.
“Apa boleh kami meminjam milikmu? Kita main bergantian,” tanya Bona. “Enggak boleh. Nanti sepeda baruku kotor dan rusak,” jawab Gilang dengan ketus.
“Gilang awaaas!” teriak Kaka mengingatkan. Gilang mengabaikan peringatan Kaka. “Bona, tolong ulurkan belalaimu untuk menghentikan Gilang. Kalau tidak, dia bisa tertabrak,” seru Ola kepada Bona.
“Bagaimana caranya? Aku tidak bisa melihatnya dari sini,” jawab Bona. “Lilitkan belalaimu di kakiku. Aku akan membawanya ke tempat Gilang,” jawab Kaka. Tak lama kemudian, Kaka terbang.
Bona segera menangkap Gilang beberapa saat sebelum tiba di belokan. Ups, hampir saja Gilang tertabrak. Untung ada Bona, Kaka, dan Ola yang menolongnya.
“Teman-teman, terima kasih sudah menolongku, padahal aku tadi ketus pada kalian. Kalian adalah pahlawanku,” ucap Gilang.
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Ana, Ilustrasi: Mono
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR