Ada Letusan Freatik di Gunung Tangkuban Perahu, Apa Itu Letusan Freatik?

By Avisena Ashari, Sabtu, 27 Juli 2019 | 10:51 WIB
Erupsi Gunung Tangkuban Parahu. (Twitter/@vulkanologi_mbg)

Bobo.id – Pada 26 Juli 2019 kemarin, Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat mengalami erupsi, teman-teman.

Karenanya, masyarakat di wilayah itu diimbau untuk berhati-hati.

Oh iya, teman-teman. Letusan yang terjadi di Gunung Tangkuban Perahu itu merupakan letusan freatik. Apa itu letusan freatik, ya?

Fakta Erupsi Gunung Tangkuban Perahu

Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, letusan freatik terakhir Gunung Tangkuban Perahu terakhir terjadi pada 6 Oktober 2013.

Erupsi yang terjadi pada 26 Juli kemarin mengeluarkan kolom abu sekitar 200 meter di atas puncak.

Erupsi ini terekam terjadi selama 5 menit 30 detik, teman-teman.

Aktivitas Gunung Tangkuban Perahu ini masih didominasi oleh gempa-gempa yang mencerminkan aktivitas di kedalaman dangkal berupa gempa hembusan.

Nah, setelah erupsi terjadi, masih ada tremor yang terus terjadi, yaitu berupa pelepasan tekanan berupa embusan-embusan.

Baca Juga: Gunung Tangkuban Parahu Erupsi, Warga Sekitar Diimbau Berhati-hati

Meski aktivitas Gunung Tangkuban Perah ada di tingkat normal, embusan gas vulkanik masih mungkin terjadi di sana, teman-teman.

Gas vulkanik ini bisa membahayakan kesehatan manusia yang menghirupnya.

Letusan Freatik

Letusan freatik juga dikenal dengan nama erupsi ledakan uap atau erupsi ultravulcan teman-teman.

Letusan freatik terjadi ketika magma menghangatkan tanah atau air di permukaan, kemudian menghasilkan ledakan air, uap, batuan, dan abu.

Nah, erupsi freatik ini bisa terjadi setiap kali air dan magma mendekat.

Ketika magma mendekati air di bawah tanah, maka bisa menciptakan ledakan volume besar batuan dan menghasilkan kawah vulkanik yang dikenal sebagai maars.

Di Gunung Tangkuban Perahu, letusan freatik ini berasal dari Kawah Ratu, teman-teman.

Ciri Letusan Freatik

Magma yang menyebabkan adanya letusan freatik ini memiliki suhu ekstrem sekitar 500 – 1170 derajat Celcius.

Baca Juga: Ada di Indonesia, Sebenarnya Apa Itu Gunung Berapi Supervulkan?

Panasnya magma itu menyebabkan penguapan cepat yang menghasilkan ledakan air, batu, abu, uap, dan vulkanik.

Salah satu dampak letusan freatik ini adalah bisa bertepatan dengan keluarnya gas hidrogen sulfida dan karbon dioksida.

Jika karbon dioksida ini ada dalam jumlah yang besar, ini bisa menyebabkan sesak napas, sementara hidrogen sulfida dalam jumlah banyak juga beracun.

Itulah serba-serbi letusan freatik, teman-teman.

Baca Juga: Ketinggian Gunung Anak Krakatau Berkurang Setelah Erupsi

#GridNetworkJuara

Yuk, lihat video ini juga!